Harga Minyak Mentah Terkerek Lagi karena Konflik di Timur Tengah
Lonjakan harga minyak dipicu oleh kekhawatiran pasar terhadap kelancaran pasokan karena serangan militan Houthi Yaman ke kapal kargo di Laut Merah.
Editor: Choirul Arifin
Sementara CMA CGM dari Prancis meningkatkan jumlah kapal yang melakukan perjalanan melalui Terusan Suez, meredakan kekhawatiran sampai batas tertentu.
Perusahaan-perusahaan pelayaran telah menghentikan pengiriman kapal melalui Laut Merah dan memberlakukan biaya tambahan untuk mengubah rute kapal.
Laut Merah terhubung dengan Terusan Suez, sebuah rute pelayaran utama yang digunakan untuk sekitar 12% perdagangan global.
"Kami memiliki masalah di Laut Merah, menyebabkan kapal-kapal berputar-putar di sekitar tanduk Afrika, menambah harga dan risiko," kata Tim Snyder, ekonom di Matador Economics.
"Ini bisa menjadi awal yang tidak terlalu baik untuk tahun 2024," ujarnya.
Sementara itu, kepala militer Israel, Herzi Halevi mengatakan bahwa perang melawan Hamas di Gaza kemungkinan akan berlangsung selama berbulan-bulan.
Kenaikan harga minyak juga mendapat dukungan dari ekspektasi bahwa The Fed akan memangkas suku bunga tahun depan.
Suku bunga yang lebih rendah memangkas biaya pinjaman konsumen, yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi dan permintaan minyak.
Di tempat lain, indeks dolar turun tipis pada hari Selasa, mendekati level terendah lima bulan di 101,42 yang dicapai pada hari Jumat.
Greenback yang lebih lemah membuat minyak dalam mata uang dolar menjadi lebih murah bagi para investor yang memegang mata uang lainnya, sehingga meningkatkan permintaan.
Taruhan pedagang bahwa bank sentral akan memberikan penurunan suku bunga setidaknya 25 basis poin pada Maret 2024 mencapai 86%, dibandingkan dengan sekitar 21% pada November, menurut CME FedWatch Tool.
Stok minyak mentah AS diperkirakan turun sekitar 2,6 juta barel dalam sepekan hingga 22 Desember. Sedangkan stok minyak sulingan dan bensin.
Laporan reporter Yudho Winarto | Sumber: Kontan