Dapatkan ASN Berintegritas, Tes Kesehatan Hingga Kejiwaan Dinilai Jadi Syarat Mutlak
calon ASN tidak hanya diuji berdasarkan kecerdasan akademik. kecerdasan emosional, kesehatan mental, dan juga kesehatan fisik juga dinilai
Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengumuman hasil akhir pelaksanaan pengadaan calon Aparatur Sipil Negara (CASN) Tahun Anggaran 2023 di beberapa kementerian dan lembaga pemerintah telah bergulir sejak akhir pekan lalu.
Dalam seleksi ini, calon ASN tidak hanya diuji berdasarkan kecerdasan akademik semata. Faktor lain seperti kecerdasan emosional, kesehatan mental, dan juga kesehatan fisik juga dinilai.
Beberapa kementerian atau lembaga bahkan menjadikan tes psikologi atau psikotes, tes kejiwaan, dan tes kesehatan sebagai seleksi yang bersifat menggugurkan.
Baca juga: Megawati Ingatkan TNI-Polri dan ASN Jaga Prinsip Netralitas di Pemilu Sesuai Sumpahnya
Artinya, jika tidak lulus salah satu dari ketiga tes tersebut, peserta dianggap tidak lulus seleksi CASN.
Pakar HR Management Yodhia Antariksa menilai, baik psikotes, tes kejiwaan, maupun tes kesehatan semestinya menjadi syarat mutlak kelulusan CASN, terutama di lembaga penegak hukum maupun lembaga lain yang memiliki tekanan berat dalam lingkup pekerjaannya.
Dalam seleksi CASN, psikotes merupakan alat uji yang digunakan untuk mengukur aspek psikologis CASN, termasuk di dalamnya menilai kepribadian, kognisi, kemampuan, dan potensi.
Tes ini memiliki peran penting dalam menilai kesesuaian CASN dengan tugas dan tanggung jawab yang akan dikerjakannya di lingkup kerja pemerintahan yang beragam dan kompleks.
"Berdasarkan riset ilmiah, terbukti bahwa psikotes sangat berperan dalam menentukan keberhasilan seseorang dalam bekerja. Jika hasil psikotes sesuai standar, orangnya akan lebih bagus dan efektif dalam bekerja," ujar Yodhia ditulis Rabu (10/1/2024).
Baca juga: Ini Pengakuan ASN Dishub DKI yang Cabuli Bocah 11 Tahun di Kemayoran
Tes kesehatan dalam seleksi CASN biasanya ditujukan untuk memastikan calon pegawai memiliki kondisi kesehatan yang baik dan mampu menjalankan tugasnya dengan baik.
Jika calon pegawai memiliki penyakit tertentu, menurut Yodhia, bisa berbahaya untuk organisasi karena orang tersebut bisa tidak produktif dalam bekerja.
Sementara tes kejiwaan biasanya ditujukan untuk mengevaluasi aspek kejiwaan seorang calon ASN, termasuk di dalamnya aspek kematangan emosional, gejala kesehatan mental tertentu, dan kemampuan adaptasi serta mengelola stres.
Tes tersebut menjadi alat evaluasi untuk memastikan bahwa calon ASN memiliki kesehatan jiwa yang memadai untuk menjalankan tugas dan tanggung jawabnya.
"Kesehatan jiwa saat ini menjadi semakin penting karena beban pekerjaan yang semakin tinggi dan juga adanya media sosial. Survei membuktikan, mental health makin penting dalam dunia kerja sekarang ini," imbuh Yodhia.
Lebih lanjut Ia mengatakan, meski ketiga tes tersebut menjadi syarat mutlak, hasil tes sebaiknya tidak dibuka ke publik.
Lembaga pemerintah hanya perlu mengumumkan apakah seseorang lulus tes tersebut atau tidak, namun tidak perlu mengungkapkan hasil tes. Sebab, hasil tes psikologi, tes kesehatan, dan tes kejiwaan seorang calon ASN merupakan dokumen rahasia.
"Yang jelas, baik tes psikologi, tes kesehatan, maupun tes kejiwaan saat ini merupakan hal yang sangat penting. Ketiga tes tersebut merupakan syarat mutlak untuk menentukan seorang calon ASN lulus atau tidak," tegasnya.