DPR Minta Pejabat Bulog yang Aniaya Wartawan Tribun Ambon Ditindak Tegas Secara Hukum
Jenderal mendapatkan tindakan kekerasan dari Kepala PT Jasa Prima Logistik Bulog (JPLB) cabang Maluku, Maluku Utara, yang bernama Johar Isnain.
Penulis: Endrapta Ibrahim Pramudhiaz
Editor: Seno Tri Sulistiyono
Laporan wartawan Tribunnews.com, Endrapta Pramudhiaz
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Komisi IV DPR RI Daniel Johan merespons mengenai tindakan kekerasan yang menimpa seorang wartawan Tribun Ambon bernama Jenderal.
Jendral mengalami tindak kekerasan saat melakukan peliputan truk bermuatan beras Bulog tergelincir di tanjakan menuju Gudang Beras Bulog (GBB) Halong, milik Perum Bulog Drive Maluku, Maluku Utara, Kawasan Galala Kota Ambon pada Sabtu (13/1/2024).
Jenderal mendapatkan tindakan kekerasan dari Kepala PT Jasa Prima Logistik Bulog (JPLB) cabang Maluku, Maluku Utara, yang bernama Johar Isnain, berupa pukulan ke dahi kanannya.
Baca juga: Pejabat JPL Bulog Maluku Aniaya Wartawan Tribun Ambon, PWI Mengecam dan DPRD Maluku akan Gelar RDP
Menanggapi hal ini, Daniel ingin Bulog menindak tegas Johar. Ia juga menyatakan akan mengkoordinasikan ini ke pihak Bulog.
"Iya nanti akan saya tanya dan minta ditindak tegas sesuai aturan hukum," katanya kepada Tribunnews, Selasa (16/1/2024).
Adapun kronologi lengkapnya bermula ketika Jendral melakukan peliputan di tempat kejadian perkara pada pukul 12.20 WIT.
Sesuai dengan tugasnya sebagai seorang wartawan, dia melakukan pengambilan gambar berupa video terkait peristiwa tersebut.
Kemudian, Kepala PT Jasa Prima Logistik Bulog (JPLB ) cabang Maluku, Maluku Utara Johar Isnain justru tak terima ketika Jenderal melakukan pengambilan video.
"Saya yang berada di lokasi kejadian kemudian menjalankan tugas peliputan selaku wartawan. Saat memvideokan peristiwa tersebut, saya langsung di marahi oleh Terlapor, Johar Isnain. Katanya jangan rekam-rekam," kata Jenderal kepada Tribunnews, Selasa (16/1/2024).
Jenderal menjelaskan bahwa dia merupakan wartawan Tribun Ambon seraya menunjukkan tanda pengenal (id card) yang dia kenakan.
Sayangnya, Johar bersikeras dan melarang Jenderal untuk menjalankan tugas peliputan tergelincirnya truk muatan beras Bulog itu.
"Saya tanyakan dengan nada pelan, apa alasannya sehingga tidak boleh mengambil dokumentasi kejadian tersebut," ucap Jenderal.
"Saya menanyakan dengan baik-baik alasan kenapa melarang, namun dia tidak menjawab. Dia hanya menegaskan bahwa dia yang bertanggung jawab disini," sambungnya.
Setelah itu kata Jenderal, Johar tidak memberikan jawaban atas pertanyaan yang dia lontarkan.
Justru, Johar membentak serta memegang kedua bahu Jenderal dan melakukan tindak kekerasan hingga memukul dahi kanannya
"Tanpa memberikan penjelasan Johar langsung membentak kemudian memegang kedua bahu saya sambil menggoyangkan tubuh saya lalu dia memukul saya dengan kepalan tangan tepat di dahi kanan saya," bener Jenderal.
Jenderal kemudian merekam Johar setelah memukulnya seraya bertanya alasan memukulnya.
Namun, dia kembali mendapat kekerasan oleh oknum-oknum Bulog hingga diminta untuk menghapus hasil rekaman video liputan tersebut.
"Tiba-tiba anak buahnya melarang saya untuk merekam, mereka langsung mengeroyok saya, memukuli saya berulang kali di tangan, kepala, leher dan badan. Mereka juga berusaha merampas handphone dari tangan saya," ucap dia.
"Saya terdorong hingga jatuh disamping mobil yang sementara terparkir di bahu jalan. Saya berusaha kabur dari kerumunan massa, saya berlari ke seberang jalan. Mereka pun masih mengikuti saya dan memaksa saya untuk menghapus rekaman," tegasnya.