Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Takut Jadi Korban Houthi di Laut Merah, 3 Raksasa Pelayaran Jepang Pilih Putar Balik Cari Rute Baru

Situasi Laut merah yang kian memanas, memaksa 3 raksasa pelayaran asal Jepang untuk menangguhkan perjalanan semua kapal kargo

Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Takut Jadi Korban Houthi di Laut Merah, 3 Raksasa Pelayaran Jepang Pilih Putar Balik Cari Rute Baru
AFP
Anggota Houthi berpatroli di Laut Merah dan menunjukkan solidaritasnya terhadap warga Gaza, 4 Januari 2024. Serangan AS terhadap Houthi kebanyakan mengalami kegagalan. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti

TRIBUNNEWS.COM, TOKYO – Situasi Laut merah yang kian memanas, memaksa 3 raksasa pelayaran asal Jepang untuk menangguhkan perjalanan semua kapal kargo pengangkut barang dan minyak dari Laut merah.

"Kami telah menangguhkan navigasi melalui Laut Merah bagi semua kapal yang kami operasikan, demi menjamin keselamatan awak kapal, " kata juru bicara raksasa pelayaran Nippon Yusen atau dikenal sebagai NYK Line.

Tak hanya NYK Line, langkah serupa juga dilakukan dua perusahaan pelayaran besar Jepang lainnya seperti Kawasaki Kisen Kaisha dan Mitsui OSK Lines turut menarik mundur semua kapal kargonya dari Laut Merah yang kini telah dikuasai Houthi Yaman.

Baca juga: Imbas Krisis di Laut Merah, Michelin Setop Produksi Ban pada Akhir Pekan Ini

“Kapal-kapal yang kami operasikan dan akan segera memasuki Laut Merah telah diminta untuk tidak memasuki Teluk Aden di selatan Laut Merah,menyusul serangkaian serangan yang dilakukan Houthi,” kata juru bicara Mitsui OSK Lines dilansir dari The Times of Israel.

Belum diketahui sampai kapan penangguhan ini akan dilakukan raksasa pelayaran asal Jepang itu, namun rencananya untuk mencegah terjadinya krisis atau kekosongan stok para klien ketiga perusahaan sepakat untuk mengalihkan rute pelayaran dari Laut Merah menuju Tanjung Harapan di Afrika Selatan.

Ketegangan ini pertama kali terjadi sejak November tahun lalu, tepatnya pasca Israel melakukan agresi ke Hamas hingga memicu aksi genosida yang menyebabkan korban tewas di Gaza melonjak mencapai 24.000 ribuan jiwa.

Berita Rekomendasi

Pejabat Houthi beranggapan blokade dan penyerangan yang mereka lakukan adalah bentuk protes terhadap agresi Israel di Gaza, Palestina. Namun buntut dari serangan itu, ratusan kapal dagang internasional termasuk kapal kargo asal Jepang harus mengalihkan rute pelayaran.

Pasca pengalihan rute ke Tanjung Harapan Afrika dilakukan, perusahaan pelayaraan asal negara sakura itu mengaku mengalami kenaikan biaya pengiriman barang sebesar 100 persen, buntut dari membengkaknya pengeluaran biaya bahan bakar sebesar 1 juta untuk setiap perjalanan pulang pergi Asia dan Eropa.

Tak hanya itu dampak dari perubahan rute juga membuat pengiriman kargo ketiga kapal menjadi jauh lebih lama karena mereka harus memutar mengelilingi benua Afrika.

Baca juga: Ancaman Inflasi dan Gangguan Pasokan Negara-negara di Laut Merah Imbas Agresi AS-Inggris

“Serangan Houthi menyebabkan penundaan, karena kemacetan di pelabuhan ini membuat para pemasok asal Israel mengirimkan barangnya jauh lebih lama dari biasanya,” ujar Drewry World Container Index, yang melacak pelayaran di delapan rute utama antara AS, Eropa, dan Asia.

Sebagai informasi pengalihan rute seperti ini sebelumnya telah dilakukan sejumlah raksasa pelayaran kondang seperti Raksasa Pelayaran asal Jerman Hapag-Lloyd yang resmi menarik mundur semua kapal kargo pengangkut barang dan minyak yang berlayar ke arah Laut merah per awal Januari kemarin.

Langkah serupa juga dilakukan Maersk, raksasa Pelayaran terbesar di dunia yang turut menangguhkan aktivitas pelayaran di terusan Suez dan Laut merah hingga batas waktu yang tak ditentukan.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas