Tahun Ini, Bank Indonesia Diprediksi Bakal Turunkan Suku Bunga Acuan
Bank Indonesia (BI) diperkirakan akan menurunkan suku bunga acuan pada tahun ini.
Penulis: Endrapta Ibrahim Pramudhiaz
Editor: Hendra Gunawan
Laporan wartawan Tribunnews.com, Endrapta Pramudhiaz
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bank Indonesia (BI) diperkirakan akan menurunkan suku bunga acuan pada tahun ini.
Menurut Chief Economist & Investment Strategist PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) Katarina Setiawan, penurunan suku bunga acuan tetap akan dilakukan secara bertahap.
Hal itu mengingat prioritas utama BI saat ini adalah menjaga stabilitas rupiah.
Baca juga: The Fed Berlakukan Sikap Dovish: Suku Bunga AS Ditahan, Tahun Depan Dipangkas 3 Kali
Siklus penurunan suku bunga ini juga akan dilakukan BI mengikuti perkembangan The Fed, Rupiah, serta arus masuk modal.
"Jadi untuk tahun ini, kami memperkirakan BI akan menurunkan suku bunganya. Ini mengikuti apa yang dilakukan oleh The Fed, sambil prioritas utamanya tetap menjaga nilai tukar rupiah," katanya dalam konferensi pers daring, Kamis (18/1/2024).
Saat ini, kondisi suku bunga riil Indonesia yang mencapai sekitar 3 persen disebut menjadi sinyal kuat mulainya penurunan suku bunga acuan oleh BI.
Sebab, kata Katarina, siklus penurunan suku bunga BI ini secara historis akan terjadi ketika suku bunga riil Indonesia mencapai sekitar 3 persen.
"Jadi, tinggal sedikit lagi kita akan melihat BI mulai menurunkan suku bunga, tergantung dari apa yang dilakukan oleh The FED dan bank sentral lainnya, serta dinamika pergerakan nilai tukar rupiah dan arus dana investor asing," ujarnya.
Sebelumnya, Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 16 sampai 17 Januari 2024 kembali mempertahankan BI-Rate sebesar 6,00 persen.
Baca juga: The Fed Masih Berpeluang Naikkan Suku Bunga, Pekan Depan Rupiah Berpotensi Melemah
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan, keputusan mempertahankan suku bunga sebesar 6 persen ini konsisten dengan fokus kebijakan moneter yang pro stabilitas untuk penguatan stabilisasi nilai tukar Rupiah.
Serta langkah pre-emptive dan forward looking untuk memastikan inflasi tetap terkendali dalam sasaran 2,5±1 persen pada 2024.
"Keputusan mempertahankan BI rate pada level 6 persen tetap konsisten dengan fokus kebijakan moneter yang prostablity yaitu untuk penguatan stabilitas NTR serta langkah preemtive dan forward looking untuk pastikan inflasi terkendali 2024 dan 2025," kata Perry dalam Konferensi Pers RDG BI, Rabu (17/1/2024).
Perry mengatakan, kebijakan makroprudensial dan sistem pembayaran tetap pro-growth untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
"Kebijakan makroprudensial longgar terus ditempuh untuk mendorong kredit/pembiayaan perbankan kepada dunia usaha dan rumah tangga," jelasnya.
Sedangkan akselerasi digitalisasi sistem pembayaran, termasuk digitalisasi transaksi keuangan Pemerintah Pusat dan Daerah juga terus didorong untuk meningkatkan volume transaksi dan memperluas inklusi ekonomi-keuangan digital.
Bank Indonesia terus memperkuat bauran kebijakan moneter, makroprudensial, dan sistem pembayaran untuk menjaga stabilitas dan mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.