Cak Imin Tuding Hilirisasi Ugal-ugalan, Luhut Undang ke Pabrik Nikel di Weda Bay Morowali
Luhut Binsar Panjaitan menyanggah tudingan hilirisasi yang dijalankan pemerintahannya ugal-ugalan seperti dikemukakan Cak Imin dalam debat II Cawapres
Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Choirul Arifin
Cak Imin Tuding Hilirisasi Ugal-ugalan, Luhut Undang ke Pabrik Nikel di Weda Bay Morowali
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Panjaitan menyanggah tudingan hilirisasi yang dijalankan pemerintahannya ugal-ugalan seperti dikemukakan Cawapres Muhaimin Iskandar alias Cak Imin dalam debat II Cawapres yang diselenggarakan KPU, hari Minggu (21/1/2024).
"Karena itu, saya merasa perlu menyampaikan beberapa catatan terkait program hilirisasi yang menjadi ranah pekerjaan di kantor kami selama ini, serta erat kaitannya dengan tema debat saat itu," ujar dia dikutip dari akun Instagram dia, Kamis (25/1/2024).
Saat debat akhir pekan lalu, Cak Imin memang menyinggung soal hilirisasi yang dijalankan Presiden Jokowi dan kabinetnya secara ugal-ugalan karena dampaknya merusak lingkungan dan tidak membawa kesejahteraan bagi masyarakat Sulawesi Tengah.
Luhut pun berkeinginan mengajak Cak Imin mengunjungi daerah Weda Bay Morowali untuk melihat perusahaan nikel.
Harapannya agar Cak Imin tidak menyebarkan informasi bohong karena sudah melihat langsung masyarakat sekitar Morowali.
"Seeing is believing daripada Anda berbohong kepada publik yang menurut satu karakter yang enggak bagus untuk mencapai sesuatu posisi anda membohongi publik dengan memberikan informasi seperti tadi," kata dia.
Luhut kemudian memaparkan, data kemiskinan di Sulawesi Tengah.
Dia mengklaim ada perbaikan bahwa angka kemiskinan di Sulteng menurun sejak tahun 2015, karena ada komponen perekonomian di sana yakni perusahaan nikel.
Baca juga: Cak Imin: Hilirisasi Nikel Ugal-ugalan Tanpa Pertimbangkan Keseimbangan Ekologi
"Kalau kita lihat data 2015, itu kemiskinan sekarang 14,7 persen. Data 2023 itu 12,4 persen. jadi turun kemiskinan di sana dari 14,7 persen ke 12,4 persen," tutur dia.
Selain itu, kata Luhut, di Morowali ada institusi pendidikan yakni sebuah politeknik yang didirikan dengan para pengajar dari lulusan ITB dan UI.
"Guru itu diajak untuk mengajar di sana dan mereka langsung praktek di industrinya dan malah ada yang dikirim ke Tiongkok untuk belajar teknologi ini yang lebih Advance lagi dan mereka sekarang bekerja yang menjadi bagian dari pembangunan proyek smelter di Sulawesi atau di tempat lain juga," terang dia.
Baca juga: Begini Dampak Hilirisasi yang Dilakukan Pemerintah Menurut Ekonom
"Ayolah tunjukanlah, jangan bohong," sambung Luhut