Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Bulog Mengaku Bansos Beras Tak Mampu Turunkan Harga yang Mahal di Pasaran

Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi menilai bantuan sosial (bansos) berupa bantuan pangan beras tak mampu menekan harga beras

Penulis: Endrapta Ibrahim Pramudhiaz
Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Bulog Mengaku Bansos Beras Tak Mampu Turunkan Harga yang Mahal di Pasaran
Tribunnews/JEPRIMA
Calon pembeli memilih beras di Toko Beras Udin Jaya, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Senin (12/2/2024). Kenaikan harga beras dipasaran melambung tinggi. Bahkan untuk harga termurah mencapai Rp 13.000 per kg dan harga termahal Rp 17.000 per kg untuk jenis beras premium. Tribunnews/Jeprima 

Dia bilang, Presiden Joko Widodo telah menyampaikan, jika masa tenang Pemilu seperti ini sebaiknya diberhentikan sementara terlebih dulu.

Arief menampik anggapan sebagian pihak yang menuding bahwa bantuan pangan ini politis. Menurut dia, program bantuan pangan beras ini telah disiapkan dan dikerjakan sejak cukup lama.

"Jadi bukan Januari Februari kemudian jelang Pemilu, tidak begitu. Dari sebelum sebelumnya memang sudah dikerjakan," kata Arief.

Ia mengatakan, tidak ada politisasi dalam bantuan pangan beras pemerintah ini kepada 22 juta keluarga penerima manfaat.

"Sehingga, nanti pada waktunya mencoblos memang tidak terkait antara bantuan pangan dengan Pemilu," tegas Arief.

Sebagai informasi, harga rata-rata beras secara nasional hari ini menurut data panel harga Badan Pangan Nasional, mengalami kenaikan.

Harga beras premium naik 0,32 persen atau sebesar Rp 50, menjadi Rp15.800 per kilogram. Sementara itu, harga beras medium naik 0,43 persen atau sebesar Rp 60, menjadi Rp 13.890 per kilogram.

Berita Rekomendasi
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas