Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Harga Beras Naik, Kementerian Perekonomian Bilang karena Mundurnya Musim Tanam Petani

Faktor lain penyebab mahalnya harga beras adalah tingginya harga pupuk di pasar internasional dan pasokan bahan baku pupuk yang terhambat.

Penulis: Nitis Hawaroh
Editor: Choirul Arifin
zoom-in Harga Beras Naik, Kementerian Perekonomian Bilang karena Mundurnya Musim Tanam Petani
Warta Kota/YULIANTO
Buruh mengangkut beras di Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta Timur, Rabu (10/1/2024). (Warta Kota/Yulianto) 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nitis Hawaroh

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian menyatakan kenaikan harga beras belakangan ini disebabkan oleh mundurnya musim tanam petani.

"Jadi kenaikan harga beras itu, sejauh informasi yang saya terima, dipengaruhi oleh mundurnya musim tanam. Hingga posisi tadi itu, periode 2024 ini, dari Januari sampai Maret diperkirakan 5,8 juta ton," kata Kepala Biro Komunikasi Kemenko Perekonomian Haryo Limanseto dalam pernyataan tertulis, Selasa (13/2/2024).

Haryo mengatakan, pengadaan beras impor dari beberapa negara saat ini masih dalam proses dan hal ini memengaruhi ketersediaan beras dalam negeri.

Faktor lain penyebab mahalnya harga beras adalah tingginya harga pupuk di pasar internasional dan pasokan bahan baku pupuk yang terhambat oleh perang Rusia-Ukraina.

"Kemudian juga karena rantai pasok global, akibat konflik di Terusan Sues, itu mengganggu juga pasokan pangan dunia, di Asia. Jadi hal-hal tersebut mengganggu. Jadi kan harga pupuk, bahan baku pupuk yang global mempengaruhi impor, sama yang tadi distribusinya," jelasnya.

Untuk itu, pemerintah meminta Bulog mempercepat penyaluran beras medium program Stabilitas Pasokan Harga Pangan (SPHP) sebagai solusi dalam mengatasi kenaikan harga beras.

BERITA TERKAIT

"Untuk mengoptimalkan itu, mempercepat distribusinya ke pasar. Terus juga mempercepat impornya juga. Jadi yang mendapatkan penugasan Bulog, diperintahkan kepada Bulog mempercepat proses impor dan penyaluran," ungkapnya.

Baca juga: Stok Beras Langka dan Mahal, Bulog Lobi Thailand untuk Impor Pakai Skema G to G

Seperti pantauan Tribunnews di wilayah Jakarta Selatan, stok beras premium mulai mengalami kelangkaan, bahkan di beberapa gerai ritel modern seperti Alfamidi dan Superindo di Jakarta Selatan sudah tidak menjual beras.

Pengamatan Tribunnews di gerai ritel modern Alfamidi Jalan Raya Lenteng Agung Jakarta Selatan, beras premium yang biasa dijual di rak-rak besi Alfamidi sudah kosong. Tidak ada satupun jenis beras yang tersedia.

Hanya tersisa label harga beras sebesar Rp 69.500 dan tulisan dari papan informasi "Pembelian beras dan gula maksimal 2 pcs per konsumen".

Baca juga: Stok Beras di Gera Ritel Modern Bekasi Terpantau Kosong, Kemana Larinya?

Seorang pramuniaga Alfamidi mengatakan, beras premium sudah hampir empat hari tidak ada. Bahkan, sekalipun stok beras datang jumlahnya pun hanya dua karung atau tak lebih dari 6 pcs beras 5 kilogram (Kg).

"Beras lagi kosong sudah tiga hari lebih belum ada lagi. Enggak nentu paling nanti lagi pas datang barang biasanya. Cuman kalau ada juga langsung habis datangnya dikit, paling dua karung langsung habis," kata Pramuniaga Alfamidi saat ditemui Tribunnews, Selasa (13/2/2024).

Pasokan stok beras untuk gerai Alfamidi pun tak menentu kapan lagi akan datang. Tergantung dengan kiriman dari supplier pengiriman barang-barang lain untuk Alfamidi sendiri.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas