Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Masyarakat Menjerit Harga Beras Mahal dan Langka, Ini Kata Jokowi hingga Janji Bawahannya

Sebanyak 200 ribu ton beras komersial telah dipersiapkan imbas dari kelangkaan beras yang kini sedang terjadi di ritel modern.

Editor: Seno Tri Sulistiyono
zoom-in Masyarakat Menjerit Harga Beras Mahal dan Langka, Ini Kata Jokowi hingga Janji Bawahannya
Ist
Presiden Jokowi. Sebanyak 200 ribu ton beras komersial telah dipersiapkan pemerintah imbas dari kelangkaan beras yang kini sedang terjadi di ritel modern. 

Untuk mengguyur ritel modern dengan beras SPHP, ia mengatakan pihak swasta sampai harus membantu Perum Bulog dalam proses pengepakannya.

Hal itu, menurut Roy, karena Bulog memiliki keterbatasan dalam pengepakan beras SPHP.

"Ada proses di mana mereka (Bulog) harus packing. Kan Bulog juga packing terbatas, jadi perlu ada kerja sama dengan packers swasta," ujar Roy.

"Jadi, beras SPHP yang karungan mau dikirim ke swasta, supaya swasa mem-packing," lanjutnya.

Jangan Sibuk Urus Politik

Anggota Komisi VI DPR RI, Amin AK mengkritisi pemerintah yang sibuk mengurus bantuan sosial tapi tidak fokus dalam mengendalikan harga bahan pokok.

Amin berujar, padahal pemerintah sudah menugaskan Perum Bulog melakukan importasi untuk memperkuat Cadangan Beras Pemerintah (CBP).

Sesuai kegunaannya, cadangan beras pemerintah untuk mengendalikan pasokan dan harga. Seharusnya, menurut Amin, pemerintah tidak perlu menunggu terjadi kelangkaan dan harga tinggi berlarut-larut, pemerintah segera menggelontor CBP ke pasar.

Berita Rekomendasi

"Upaya antisipasi yang buruk akan menimbulkan panic buying. Mestinya pemerintah jangan hanya disibukkan mengurusi bansos. Kondisi pasar kebutuhan pokok Masyarakat dipantau juga dong," ujar Amin.

Amin menjelaskan, kelangkaan beras kali ini mengundang pertanyaan publik. Pemerintah sejak awal tahun sudah membuka kran impor beras. Bahkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengklaim sudah keliling ke sejumlah negara produsen untuk menyepakati import beras.

"Lha kok ini malah beras langka, kemana beras impor tersebut. Kalau memang untuk kebutuhan bansos, itu kan sudah dihitung sejak awal dan sudah dialokasikan. Mestinya beras untuk bansos tidak mengganggu pasokan beras untuk pasar," terangnya.

Amin berharap ada tim independen yang memantau penyaluran beras dan kenaikan harga pangan. Ia mengingatkan jangan sampai ada penyelewengan beras bansos untuk hal lain.

"Kalau pun terjadinya pembelian beras secara besar-besaran seharusnya itu bisa diketahui ke mana beras itu larinya dan pihak mana yang memborongnya," tambah Amin.

Ibu-ibu Menjerit

Para ibu rumah tangga di Kabupaten Gresik mengeluh harga beras kemasan 5 kg mengalami kenaikan dan sulit didapat.

Salah satunya adalah Intan Dian (29) warga Perum Permata Suci (PPS), Manyar, Gresik.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas