Comac Resmi Jadi Pesaing Boeing Pasca Debut C919 di Singapore Air Show
Hadirnya Comac C919 bos Boeing Asia-Pasifik bisa menjadi pilihan baru bagi maskapai penerbangan di Asia-Pasifik.
Penulis: Mikael Dafit Adi Prasetyo
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Mikael Dafit Adi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON – Produsen pesawat terbang Boeing kini resmi punya kompetitor baru selain Airbus, yakni Commercial Aircraft Corporation of China (COMAC), setelah perusahaan pesawat terbang yang didukung penuh Pemerintah China tersebut mendebutkan pesawat penumpang Comac C919 di pameran Singapore Air Show.
Direktur Pemasaran Komersial Boeing untuk Asia-Pasifik, Dave Schulte mengatakan Comac C919 mirip dengan pesawat penumpang yang diproduksi Boeing dan Airbus di segmen pesawat penumpang berbadan sempit (lorong tunggal).
Hadirnya Comac C919 menurut Dave bisa menjadi pilihan baru bagi maskapai penerbangan di Asia-Pasifik.
"Kami siap bersaing dengan pesawat C919 buatan China," kata Schulte.
"Saya pikir mereka (COMAC) juga akan menghadapi beberapa tantangan yang semakin besar yang harus mereka atasi agar dapat terus bersaing di pasar di seluruh wilayah,” sambungnya.
Schulte mengatakan Boeing memproyeksikan bahwa Asia Tenggara akan membutuhkan 4.225 pesawat baru pada tahun 2042, dengan pabrikan AS bersiap bersaing dengan COMAC untuk mendapatkan pembeli.
Ia memperkirakan permintaan pesawat baru oleh industri penerbangan akan didorong oleh kebutuhan maskapai penerbangan bertarif rendah.
Maskapai penerbangan bertarif rendah makin populer dan diminati penumpang di Asia-Pasik yang memiliki populasi 650 juta orang.
Comac C919 Mendebut di Singapore Air Show
Comac C919 berlorong tunggal ini melakukan debut internasionalnya pekan ini di Singapore Airshow 2024.
Selain itu, pesawat C919 juga telah melakukan penerbangan komersial perdana di China sejak Mei lalu dan dipamerkan untuk pertama kalinya di Hong Kong pada Desember 2023.
Baca juga: Comac C919 Sukses Terbangkan Penumpang dari Shanghai ke Beijing, China Eastern Jadi Pemesan Pertama
Comac mengatakan pihaknya telah menjual 40 pesawat C919 miliknya ke Tibet Airlines, namun belum berhasil menarik pembeli di luar negeri.
Analis penerbangan Shukor Yusof menilai pesawat Comac C919 ini akan sulit menemukan pembeli internasional ternama karena faktor asal pembuatnya.
Baca juga: Setelah Airbus A320, TransNusa Bakal Operasikan Pesawat COMAC ARJ21-700 Buatan China
“Masih ada stigma terhadap merek ‘buatan China’ di industri penerbangan, meskipun saat ini China memimpin dunia dalam pasar kendaraan listrik,” kata Yusof.
“Butuh waktu bagi C919 untuk mendapatkan pesanan dari maskapai besar,” pungkasnya.