IKAPPI: Omzet Pedagang Bahan Pokok Penting Sudah Turun 50 Persen Imbas Lonjakan Harga
IKAPPI mencatat kenaikan harga ayam ras juga sudah mulai terjadi di sejumlah daerah karena tingginya permintaan pasar.
Penulis: Reynas Abdila
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sekretaris Jenderal Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI) Reynaldi Sarijowan menyampaikan kenaikan harga bahan pokok penting (bapokting) tidak hanya terkonsentrasi ke tiga komoditas beras, cabai merah, dan minyak goreng.
Reynaldi mencatat kenaikan harga ayam ras juga sudah mulai terjadi di sejumlah daerah karena tingginya permintaan pasar.
Baca juga: Ikappi Minta Pemerintah Buka Data Soal Penyaluran Beras Untuk Bantuan Sosial
Hal ini sejalan dengan situasi Indonesia yang akan memasuki bulan suci Ramadan.
“Ayam ras baik kecil maupun beras juga sudah melonjak harganya di kisaran Rp 40 ribu-Rp 41 ribu per kilogram, begitupun telur ayam yang masih sangat besar potensi kenaikan,” katanya kepada Tribun Network, Selasa (27/2/2024).
Harga telur ayam IKAPPI terakhir kali memantau sudah di harga Rp 27 ribu per kilogram.
Namun yang terbaru berdasarkan laporan anggota di daerah sudah menyentuh Rp 29,5 ribu per kilogram.
Menurutnya, ayam ras dan telur ayam termasuk komoditas yang selalu naik di situasi tertentu.
”Menghadapi lonjakan harga ini pedagang akan berupaya semaksimalkan mungkin untuk memasok kebutuhan rumah tangga dan masyarakat pada umumnya,” ungkap Reynaldi.
Baca juga: IKAPPI Deklarasikan Dukungan untuk Anies-Muhaimin di Pilpres 2024: Kita Harapkan Perubahan
Kepastian stok ini untuk memastikan perputaran barang terus terjadi meskipun omzetnya perlahan mulai tergerus.
“Perhitungan kami keuntungan pedagang sudah turun 45 sampai 50 persen dampak kenaikan harga,” imbuhnya.
IKAPPI berharap pemerintah dapat terus mendukung suplai bahan pokok penting ke pasar-pasar tradisional dan juga ke retail khusus untuk beras.
“Poinnya guyuran stok bahan pokok dari pemerintah ke hilir mutlak diperlukan sebagai antisipasi harga tidak kembali melonjak lebih tinggi,” tukasnya.
Tanpa dukungan pemerintah untuk membanjiri pasar tradisional dan ritel niscaya harga bapokting bisa terkendali.
Baca juga: IKAPPI Klaim, yang Sepi Pembeli Tidak Hanya Pedagang Tekstil Tanah Abang, Tapi Seluruh Indonesia