Ekonom: Stasiun Pengisian Bahan Bakar Hidrogen Jadi Portofolio Indonesia Menuju Net Zero Emission
Menurutnya pengembangan HRS bisa jadi sejarah baru yang diukir Indoneisa dalam mewujudkan net zero emission.
Penulis: Danang Triatmojo
Editor: Wahyu Aji
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Danang Triatmojo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Asosiasi Ekonomi dan Politik Indonesia (AEPI) Salamudin Daeng menilai pengembangan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Hidrogen atau Hydrogen Refueling Station (HRS) oleh PT Indonesia Power, subholding PT PLN (Persero), jadi tonggak portofolio baru energi baru dan energi terbarukan pada sektor otomotif.
Menurutnya pengembangan HRS bisa jadi sejarah baru yang diukir Indoneisa dalam mewujudkan net zero emission.
“Dengan pengembangan Hydrogen Refueling Station atau HRS, membuktikan bahwa sejarah baru telah diukir Indonesia dalam mencapai langkah mewujudkan net zero emission/NZE pada sektor otomotif,” kata Salamuddin kepada wartawan, Rabu (28/2/2024).
Salamuddin mengatakan, langkah ini merupakan bukti korporasi turut mendukung target pemerintah menuju Net Zero Emission di tahun 2060.
Menurutnya, hal itu juga membuktikan bahwa PLN melalui subholdingnya punya komitmen transisi energi dengan menjalankan transformasi dari energi fosil menuju energi bersih.
“Sebagai pemegang mandat konstitusi ekonomi Pasal 33 UUD 1945, khususnya di sektor energi ketenagalistrikan, PLN Indonesia Power telah membuktikan penggunaan energi bersih," katanya.
Pengembangan HRS tersebut, kata Salamuddin, perlu dilanjutkan dengan tidak hanya melulu pada sektor pembangkitan, tapi juga pada kendaraan.
Saat ini, potensi hidrogen yang bisa dihasilkan bisa mencapai 128 ton per tahun atau setara untuk konsumsi energi 450 unit mobil per tahun.
Dengan pusat hidrogen yang dimiliki oleh PLN saat ini, diharapkan mampu membantu akselerasi penelitian dan pengembangan menuju energi hijau dan bersih.
Ia menjelaskan, HRS merupakan hilir dari implementasi Green Hydrogen Plant (GHP) yang antara lain merupakan residu dari Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi/PLTP, Pembangkit Listrik Tenaga Uap/PLTU serta Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap/PLTGU.
"HRS yang merupakan ekosistem kendaraan listrik ini akan dapat digunakan oleh seluruh masyarakat Indonesia,” katanya.
Diketahui, Hydrogen Refueling Station alias HRS tersebut berlokasi di Senayan. Di sana terdapat fasilitas charger electric vehicle berbasis hydrogen, dan Hydrogen Center sebagai pusat pelatihan dan pendidikan terkait hidrogen di Indonesia. HRS Senayan ini telah diresmikan pada 21 Februari 2024.
Baca juga: Pengembangan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Hidrogen Bukti Negara Komitmen Transisi Energi
Secara data, penggunaan HRS ini akan mampu menekan importasi 1,59 juta liter bahan bakar minyak/BBM per tahun. Selain penghematan penggunaan BBM berbasis fosil, penurunan emisi dipastikan terjadi sebesar 4,15 juta kilogram per tahun.