Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Kapan Harga Beras Bakal Turun? Ini Kata Kepala Bapanas

Harga beras akan naik seandainya produksi beras dalam negeri tak lebih dari 1 juta ton dalam satu juta hektare.

Penulis: Nitis Hawaroh
Editor: Seno Tri Sulistiyono
zoom-in Kapan Harga Beras Bakal Turun? Ini Kata Kepala Bapanas
Nitis Hawaroh
Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi dalam acara CNBC Economy Outlook 2024 di Ritz-Carlton Pasifik Place, Jakarta Selatan, Kamis (29/2/2024). 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nitis Hawaroh

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi berpendapat, harga beras di pasaran bakal turun ketika produksi beras dalam negeri menyentuh 2,5 juta ton.

"Kapan beras di Indonesia akan turun, seiring berjalannya waktu apabila tanaman atau tanaman pangan padi ini ditanam minimal 1 juta hektare ya, sehingga akan memproduksi beras setara 2,5 juta ton," kata Arief dalam acara CNBC Economy Outlook 2024 di Hotel Ritz-Carlton Pasifik Place, Kamis (29/2/2024).

Menurut Arief, harga beras akan naik seandainya produksi beras dalam negeri tak lebih dari 1 juta ton dalam satu juta hektare. Sebab menurutnya, kebutuhan beras dalam negeri untuk satu bulan itu mencapai 2,5 sampai 2,6 juta ton.

"Tapi kalau di bawah 1 juta ton satu juta hektar tanam, maka produksinya di bawah dan itu harga akan bergerak itu dan harga bergerak naik sesederhana itu," ungkapnya.

Baca juga: Atasi Persoalan Beras, Kolaborasi Antar Lembaga Pemerintah dan Satgas Pangan Perlu Dilakukan

Selain itu, Arief menyebut bahwa harga beras ini mengikuti harga gabah kering panen (GKP). Tercatat, harga rata-rata gabah nasional hari ini sudah mencapai Rp 7.100 per kilogram artinya harga beras diprediksi akan mulai menurun.

"Harga beras itu apa kata harga GKP. Jadi kalau di kalau GKP-nya Rp 8.000 ya jangan pangling berasnya Rp 16.000. Kalau kemarin dekat-dekat Rp 9.000 ya harganya Rp 18.000 sesederhana itu. Itu kalau yang panennya lokal," ucap dia.

Berita Rekomendasi

"Dan harga gabah nasional hari ini rata-rata nasional sudah Rp 7.100 jadi untuk kembali ke HET di Rp 13.900 beras premium ya akan sangat possible," imbuhnya menegaskan.

Sebelumnya, Arief menyambangi Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC), Jakarta Timur, untuk memastikan stok beras aman dan cukup.

Ia mengatakan, berdasarkan prediksi Kerangka Sampel Area (KSA) milik Badan Pusat Statistik, pada Maret nanti hasil produksi dari panen raya akan sebanyak 3,5 juta ton.

"Jadi kalau hari ini ada berita stok beras itu kurang, kita mau sampaikan sekali lagi, stok beras cukup. Kombinasi yang ada di Pasar Induk Beras Cipinang hari ini stok dari Bulog yang kemarin untuk mengganjal ya," kata Arief di lokasi, Rabu (28/2/2024).

Arief menyebut, beberapa pekan ke belakang, panen lokal sudah dimulai, sehingga harga gabah akan berangsur turun.

"Dari yang sebelumnya di angka Rp 8.600-8.700, akan turun menjadi Rp 8.000, akan turun lagi kemungkinan besar akan sekitar Rp 6.500," katanya.

Jikalau nanti harga gabah anjlok, Arief memastikan pemerintah akan menyiapkan langkah-langkah yang diperlukan.

Maksud anjlok di sini, bukan berarti harga gabah akan turun sampai di bawah Harga Pokok Produksi (HPP) dan petani tidak mendapat keuntungan.

"(Jika harga anjlok) itu yang pemerintah akan jaga. Sehingga antara hulu dan hilir seimbang," tutur Arief.

Adapun ia turut memastikan menjelang bulan puasa yang diperkirakan akan mulai di antara tanggal 9 hingga 11 Maret nanti, stok beras dalam kondisi aman. Stok untuk sampai Lebaran nanti juga dipastikan aman.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas