Atasi Backlog Perumahan, Kementerian PUPR dan Jotun Sayembarakan Desain Rusun Perkotaan
Indonesia sampai saat ini masih mengalami krisis perumahan sebanyak lebih dari 12 juta unit. Di 2023 lalu realisasi program Satu Juta Rumah mencapai
Penulis: Choirul Arifin
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews, Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Indonesia sampai saat ini masih mengalami krisis perumahan sebanyak lebih dari 12 juta unit. Di 2023 lalu realisasi program Satu Juta Rumah mencapai 1,2 juta unit.
Mengatasi backlog perumahan di Indonesia menghadapi sejumlah kendala diantaranya keterbatasan lahan, pertumbuhan keluarga yang pesat.
Inflasi tahunan juga membuat harga rumah makin tidak terjangkau oleh kalangan menengah kebawah. Hunian vertikal kemudian menjadi alternatif untuk mengatasi krisis hunian di kota yang padat penduduk.
Baca juga: Angka Backlog Tinggi, BTN Gencar Garap Sektor Informal
Untuk memperkecil backlog ini, Kementerian PUPR bekerja sama dengan sektor swasta menyelenggarakan sayembara desain purwarupa rumah susun perkotaan. Program ini menawarkan total hadiah sebesar Rp 164 juta.
Program ini diselenggaraan Direktorat Perencanaan Teknis Rumah Susun Direktorat Jenderal Perumahan, Kementerian PUPR bekerja sama dengan perusahan cat dan pelapis Jotun.
Sayembara Desain Purwa Rupa Rumah Susun Berkepadatan Tinggi ini dinilai tepat untuk mengatasi kebutuhan hunian di kota-kota besar atau ibu kota provinsi yang umumnya berpenduduk padat.
Juwita, General Sales Manager Decorative Project PT Jotun Indonesia mengatakan, perusahaannya menginisiasi sayembara ini sebagai upaya meningkatkan efisiensi dan efektivitas pemanfaatan ruang dan tanah.
"Kami menginisiasi kegiatan sayembara yang diharapkan dapat memperoleh ide dan gagasan desain yang inovatif untuk rumah susun 6 lantai yang efektif, murah, mudah dibangun, sekaligus menciptakan suasana yang tepat melalui warna dan tekstur untuk ruang tinggal yang atraktif dan nyaman,” ujar Juwita, dikutip Senin, 4 Maret 2024.
Peserta sayembara ini diharapkan dapat merumuskan formulasi dan program ruang yang efektif dan menarik, dengan mempertimbangkan aspek efisiensi, biaya pembangunan, serta suasana yang nyaman melalui penggunaan warna dan tekstur yang tepat.
Selain itu, penilaian juga akan mencakup konteks keterhubungan bangunan rumah susun dengan lingkungan sekitar dan interaksi sosial dengan bangunan lain, serta keterhubungan bangunan rumah susun dengan sistem transportasi umum/daring.
Baca juga: Balik ke Indonesia, Arsitek Lulusan Harvard Ini Rancang Hunian dengan Desain Inovatif
Dia menjelaskan, sayembara ini melibatkan para juri yang terdiri dari para ahli di bidang arsitektur dan desain.
Antara lain Achmad Noerzaman IAI, Principal of Arkonin, perusahaan konsultan desain dan engineering ; Soko Setyo ST, Design & Color Consultant Jotun Indonesia; Dr. Yuri Hermawan Prasetyo, S.T., M.T., Kepala Sub Ditjen Teknis Rumah Susun Direktorat Jenderal Perumahan; dan Ar. Larasati Wijaya, S.T., M.Sc., IAI, Wakil Sekretaris Jenderal II, Ikatan Arsitek Indonesia.
Dia menyebutkan, pendaftaran dan pengumpulan karya hingga 31 Maret 2024 dengan metode penjurian tertutup dan terbuka yang akan dilaksanakan di April 2024.