Bapanas: Pemerintah Belum Berencana Naikkan HET Beras
Direktur Distribusi dan Cadangan Pangan Badan Pangan Nasional (Bapanas) Rachmi Widiriani pemerintah belum mewacanakan kenaikan harga eceran
Penulis: Reynas Abdila
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Distribusi dan Cadangan Pangan Badan Pangan Nasional (Bapanas) Rachmi Widiriani pemerintah belum mewacanakan kenaikan harga eceran tertinggi (HET) beras.
Menurutnya hal itu sesuai arahan Presiden Joko Widodo dalam Rapat Pimpinan (Rapim) dan berlaku harga beras kualitas medium maupun premium.
Rachmi menuturkan kenaikan harga beras yang terjadi saat ini sebagai suatu anomali tidak mencerminkan kondisi penawaran dan permintaan di pasar.
Baca juga: Bos Bulog Buka-bukaan Alasan Stok Beras SPHP di Alfamart Kerap Kosong
“Karena situasinya sedang anomali kalau dinaikkan malah naik terus, tidak bisa turun. Jadi, HET ini tidak ada perubahan,” ujarnya dalam diskusi Forum Merdeka Barat 9 yang mengangkat topik Persiapan Ramadan, Kondisi Harga Bahan Pokok, Senin (4/2/2024).
HET ditetapkan oleh Badan Pangan Nasional sesuai Peraturan Presiden Nomor 66 tahun 2021 tentang Pembentukan Badan Pangan Nasional (Bapanas).
Berdasarkan data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) mencatat harga rata-rata nasional beras medium mencapai Rp15.950 per kg.
Angka itu jauh di atas harga eceran tertinggi (HET) beras medium yang ditetapkan pemerintah, yakni Rp10.900 per kg hingga Rp11.800 per kg sesuai zonasi.
Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan Isy Karim mengatakan, dalam menaikkan HET beras memang banyak hal yang mesti dipertimbangkan.
Menurutnya, HET beras harus memperhitungkan terutama terkait inflasi.
Baca juga: Soal Kenaikan Harga Beras, Jokowi: Coba Cek Pasar, Jangan Ditanyakan ke Saya
“Itu karena andil beras terhadap inflasi cukup tinggi. Ini yang perlu kita hitung kembali kalau pilihannya nanti menaikkan HET tetapi sejauh ini sebagaimana arahan Pak Presiden tidak untuk menaikkan HET,” ujar Isy.
Dia juga melihat bahwa kenaikan harga beras saat ini adalah suatu anomali, yang diharapkan akan normal kembali saat memasuki masa panen nanti.