Manuver Bulog Atasi Persoalan Beras, Percepat Impor hingga Gelontorkan SPHP ke Pasar
Stok CBP saat ini ada sebanyak 1,4 juta ton dan juga masih ada sisa kuota penugasan impor tahun ini sebanyak 1,5 juta ton.
Editor: Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah melalui Perum Bulog telah mempercepat pengiriman beras impor dari berbagai negara untuk memenuhi kebutuhan nasional dan menekan harga.
Berdasarkan prognosa neraca pangan nasional periode Januari hingga Desember 2024 yang telah disusun oleh Badan Pangan Nasional, kebutuhan beras Indonesia pada 2024 mencapai 31,2 juta ton.
Direktur Supply Chain dan Pelayanan Publik Mokhamad Suyamto menyampaikan, stok Cadangan Beras Pemerintah (CBP) yang dikuasai Bulog saat ini cukup untuk memenuhi kebutuhan penyaluran selama puasa dan lebaran 2024.
Baca juga: Beredar Hoaks Soal Kualitas Beras Bulog, Bayu Krisnamurthi Sebut Ciri-ciri Beras SPHP Resmi
“Stok CBP saat ini ada sebanyak 1,4 juta ton dan juga masih ada sisa kuota penugasan impor tahun ini sebanyak 1,5 juta ton. Jadi jumlahnya sangat cukup untuk kebutuhan penyaluran, baik untuk kebutuhan puasa dan lebaran maupun penyaluran bantuan pangan sampai dengan bulan Juni," kata Suyamto ditulis Senin (4/3/2024).
Menurutnya, Bulog akan terus melakukan manuver positif menyikapi harga beras yang masih fluktuatif dengan menjalankan semua penugasan dari Pemerintah secara all out.
Saat ini Bulog melaksanakan penyaluran Bantuan Pangan sebanyak 10 Kg ke masing-masing kepada 22 juta Keluarga Penerima Manfaat (KPM) mulai bulan Januari sampai dengan Juni.
Selanjutnya terus menggelontorkan program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) yang disalurkan ke pasar induk, pasar tradisional dan retail modern.
"Kemudian Bulog juga melakukan intervensi melalui melalui Gerakan Pangan Murah (GPM) yang mendatangi langsung ke pemukiman penduduk atau tempat keramaian," ujar Suyamto.
Suyamto menjelaskan memang diperlukan waktu agar tercapainya keseimbangan harga baik di tingkat produsen dan konsumen, namun hal ini telah diperhitungkan dengan baik oleh pemerintah sehingga masyarakat tidak perlu merasa khawatir terhadap harga dan ketersediaan pangan khususnya beras ini.
Tambahan 300 Ribu Ton Beras Impor
Dalam memenuhi kebutuhan beras nasional terutama saat Ramadan, Bulog menyebut ada tambahan kontrak impor sebanyak 300 ribu ton beras dari Thailand dan Pakistan.
"Sudah ada penambahan kontrak 300 ribu ton beras lagi dari Thailand dan Pakistan untuk penguatan stok Bulog," kata Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi.
Adapun 300 ribu ton beras dari dua negara pada saat ini masih dalam perjalanan menuju ke Indonesia.
"Saat ini, ada 1,3 juta ton stok yang dikuasai Bulog, jadi dengan penambahan kontrak 300 ribu ton itu akan menjadi penguatan stok Bulog," ujarnya.
Menurut dia, penambahan kontrak impor tersebut merupakan langkah strategis untuk memperkuat stok Bulog.