Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Dekan FEB UI Harapkan Tim Ekonomi Presiden Terpilih dari Kalangan Teknokrat

Teguh Dartanto menilai tim ekonomi presiden terpilih sebaiknya dari kalangan teknokrat yang memiliki kredibilitas dan integritas tinggi.

Penulis: Reynas Abdila
Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Dekan FEB UI Harapkan Tim Ekonomi Presiden Terpilih dari Kalangan Teknokrat
KPU RI
Anies Baswedan - Prabowo Subianto - Ganjar Pranowo 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Indonesia (UI) Teguh Dartanto menilai tim ekonomi presiden terpilih sebaiknya dari kalangan teknokrat yang memiliki kredibilitas dan integritas tinggi.

Menurutnya, pos-pos yang sifatnya membutuhkan kemampuan teknis khususnya Kementerian Keuangan harus dapat memberikan keyakinan bagi para pelaku pasar baik domestik maupun internasional.

Sebab pemerintahan baru akan menghadapi sejumlah pekerjaan rumah yang tidak mudah.

Baca juga: Ekonomi Kreatif Dinilai Jadi Kunci Majukan Kota Tangsel

Pertama menahan resesi ekonomi global, kedua tensi geopolitik belum mereda terutama di middle east, ketiga IMF menyebut pertumbuhan ekonomi akan melambat menjadi 2,9 persen akibat inflasi tinggi hingga kenaikan suku bunga.

“Kredibilitas ini sangat penting bahwa perekonomian Indonesia ditangan orang yang benar sehingga dapat memberikan rasa aman dan memberikan kepastian,” ucap Teguh kepada Tribun Network, Jumat (8/3/2024).

Teguh tak menampik penyusunan kabinet akan memberi pengaruh besar terhadap kepercayaan kepada pasar, pelaku usaha dan investor.

Berita Rekomendasi

Presiden terpilih diharapkan dapat memilih kementerian-kementerian mana yang harus dijaga penuh.

Sebaliknya kementerian mana yang dapat diberikan kepada kalangan parpol pengusung capres dan cawapres pemenang pemilu.

“Dalam konteks saat ini, presiden tidak ada pilihan lain selain mengokomodasi parpol koalisi tetapi harus dilihat kementerian mana yang untuk teknokrat dan kementerian yang hanya untuk kepentingan sesaat,” imbuhnya.

Melihat kompleksitas tantangan perekonomian dunia, Presiden pun harus memiliki leadership dan arahan yang jelas terkait arah pembangunan ekonomi Indonesia ke depan dengan mempertimbangkan data-data, fakta, sains serta masukan teknokratis dari para ahli.

Kabinet pemerintahan periode 2024-2029 harus melepaskan kepentingan pribadi, kelompok, golongan utamanya dalam penyusunan tim ekonomi.

Baca juga: Laju Pertumbuhan Ekonomi Kota Semarang Melaju Pesat, BPS Apresiasi Kinerja Mbak Ita

Penyusunan tim ekonomi mesti memiliki integritas dan visi kenegarawanan untuk berpikir jauh ke depan.

“Terutama Menteri Keuangan dia harus punya kredibilitas,” ujar Teguh.

Menteri Keuangan sekelas/level seperti Sri Mulyani Indrawati dapat menjadi patokan dengan kecerdasaan dan juga pengalaman dan networking global.

Sosok pengelolan keuangan negara tidak bisa patuh terhadap atasan, namun komitmennya kepada bangsa.

“Kita perlu menteri keuangan yang bukan Yes Man/Woman, tetapi orang yang berani untuk memperjuangkan kepentingan masa depan Indonesia,” tukas pria yang meraih gelar Ph.D. di bidang pembangunan internasional dari Nagoya University ini.

Teguh mengaku telah membaca pemberitaan bahwa ada empat calon kandidat Menteri Keuangan di pemerintahan Prabowo-Gibran yang berpotensi menang Pilpres 2024 satu putaran.

Keempat calon itu Mahendra Siregar, Budi Gunadi Sadikin, Chatib Basri dan Kartika Wiroatmodjo yang mana mereka orang-orang dengan track record sangat baik.

“Pak Budi Sadikin dan Pak Kartiko kuat dilevel mikro, sedangkan Pak Mahendra dan Pak Chatib memiliki pengalaman dan kuat di aspek makro,” ungkap Teguh.

“Semuanya pantas, tetapi melihat tantangan yang ada Pak Mahendra dan Pak Chatib sangat laik dipertimbangkan,” tambahnya.

Misi Asta Cita dengan visi 8 program Indonesia Maju menurut Teguh, hanya sekadar jargon dan sangat sulit diwujudkan terutama janji Swasembada Pangan dan Energi.

Kebijakan populisme tidak akan berjalan atau dijalankan karena banyak program tidak didukung oleh ilmu pengetahuan dan teknologi.

Program populis banyak disusun karena keinginan bukan karena kebutuhan.

Teguh berpendapat agar masyarakat tidak kecewa nantinya maka Presiden yang memiliki hak prerogatif memilih menteri perlu melakukan seleksi terbuka terkait kementrian-kementrian sentral yang akan diisi oleh kalangan teknokratis atau professional.

“Saya kira testing the water bagus juga bagaimana respon publik terkait menteri-menteri yang akan mengisi pos strategis di bidang ekonomi,” pungkasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas