Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Rupiah Ditutup Menguat Perdagangan Akhir Pekan, Ini Sentimen Pemicunya

Mata uang rupiah ditutup menguat 64 point dilevel Rp. 15.590 per dolar AS pada penutupan perdagangan pasar spot akhir pekan

Penulis: Reynas Abdila
Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Rupiah Ditutup Menguat Perdagangan Akhir Pekan, Ini Sentimen Pemicunya
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Karyawati menunjukkan mata uang rupiah dan dolar Amerika Serikat di tempat penukaran uang asing di Jakarta 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mata uang rupiah ditutup menguat 64 point dilevel Rp. 15.590 per dolar AS pada penutupan perdagangan pasar spot akhir pekan, Jumat (8/3/2024).

Pasar Mata Uang sekaligus Direktur PT.Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan penguatan rupiah disebabkan sentimen eksternal di mana Bank Sentral Eropa (ECB) menetapkan kemungkinan penurunan suku bunga pada bulan Juni.

Sementara Ketua Federal Reserve Jerome Powell juga menyampaikan hal serupa mengenai jalur suku bunga AS.

Baca juga: Rupiah Bergerak Fluktuatif Tunggu Data Inflasi, Diperdagangkan di Level Rp15.670

Imbal hasil Treasury AS bertenor dua tahun, yang biasanya mencerminkan ekspektasi suku bunga jangka pendek, turun ke level terendah satu bulan di 4,499 persen pada hari Jumat karena para pedagang menambah spekulasi penurunan suku bunga Fed dalam waktu dekat.

“Fokus saat ini beralih ke laporan nonfarm payrolls yang akan dirilis pada hari Jumat untuk mendapatkan petunjuk lebih lanjut mengenai prospek suku bunga AS, terutama setelah laporan pekerjaan pada bulan Januari yang mengejutkan pasar,” ucap Ibrahim.

Dari sentimen internal, pasca pencoblosan situasi politik yang sempat panas, perlahan mulai mereda.

Aksi saling serang antar kubu capres sudah jauh menurun. Memang masih ada riak-riak, tapi situasinya relatif dingin.

BERITA REKOMENDASI

Para politisi tampaknya masih sibuk menjaga suara di dapilnya masing-masing.

Namun, di tengah suasana politik yang adem ini, ada persoalan ekonomi yang bikin rakyat menjerit.

Sejak awal tahun lalu, harga pangan, terutama beras mulai bergerak naik. Kenaikannya ugal-ugalan.

Pemandangan warga mengantre panjang untuk mendapat beras murah tampak di berbagai daerah.

Sudah dua bulan, harga beras masih belum bisa dikendalikan. Mendekati bulan puasa ini, harga beras kembali terkerek. Tak cuma beras yang harganya naik.


Harga pangan lain seperti telor, minyak goreng, daging, bawang, dan cabe-cabean ikutan melompat.

Bank Indonesia (BI) sudah mewanti-wanti soal gejolak harga pangan ini.

Pasalnya, tingkat kenaikan inflasi harga pangan sudah melebihi tingkat kenaikan upah minimum regional (UMR) dan kenaikan gaji PNS.

Merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS), inflasi harga pangan setahun terakhir mencapai 8,47 persen.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas