Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

2.000 Tenaga Medis di Gaza Utara Jalani Puasa Ramadhan Tanpa Sahur dan Buka

Keadaan di Gaza utara kini semakin memburuk, lebih dari 2.000 petugas kesehatan memulai Ramadhan tanpa sahur atau berbuka puasa.

Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Choirul Arifin
zoom-in 2.000 Tenaga Medis di Gaza Utara Jalani Puasa Ramadhan Tanpa Sahur dan Buka
Anadolu Agency/Ashraf Amra
Petugas medis Rumah Sakit Martir Al Aqsa di Deir al Balah, Gazamenangani seorang pria Palestina yang terluka parah akibat serangan Israel di kamp pengungsi Nuseirat, 5 Maret 2024. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti

TRIBUNNEWS.COM, GAZA – Kementerian Kesehatan Gaza melaporkan sebanyak 2.000 tenaga medis yang bertugas di wilayah Gaza Utara memulai hari pertama Ramadhan 1445 hijriah tanpa makan sahur dan buka puasa.

“Keadaan di Gaza utara semakin memburuk, lebih dari 2.000 petugas kesehatan memulai Ramadhan tanpa sahur atau berbuka puasa,” jelas Juru bicara kementerian Ashraf Al-Qudra dikutip dari Middle East Monitor.

Kondisi memprihatinkan ini terjadi akibat krisis pangan akut yang menimpa wilayah Gaza Utara, pasca militer Israel menangguhkan akses truk – truk bantuan kemanusian yang akan memasuki wilayah Gaza Utara.

Imbas blokade tersebut 2,3 juta Gaza kini dilanda kekurangan pangan, hingga para petugas kesehatan di Gaza utara terpaksa melaksanakan puasa hari pertama Ramadhan tanpa makan sahur atau berbuka puasa, karena tidak ada stok panganan yang tersisa.

“Tim medis bekerja setiap waktu di utara Gaza dan juga tak ada yang bisa dimakan. Tubuh para tenaga kesehatan di utara Gaza sudah kelelahan karena kurangnya asupan makanan,” Jelas Ashraf Al-Qudra.

Meski sejumlah bantuan mulai disalurkan melalui langit Gaza Utara, namun hal tersebut tampaknya tak cukup mampu mencukupi kebutuhan pengungsi dan petugas medis.

Baca juga: Pilunya Ramadhan di Gaza, Warga Tak Punya Makanan untuk Disantap Saat Buka Puasa dan Sahur

BERITA REKOMENDASI

Al-Qudra menyerukan pada dunia internasional dan organisasi – organisasi kemanusiaan agar mau memberikan makanan siap saji sehingga tim tenaga kesehatan di Gaza bisa menjalankan tugas-tugas mereka.

Setengah Juta Warga Gaza Kelaparan

Tak seperti Ramadhan di tahun-tahun sebelumnya, kali ini setengah jutaan warga Palestina harus mengalami kelaparan dan kehausan akut saat puasa Ramadhan, imbas serangan militer Israel yang tak kunjung mereda.

Baca juga: Ratusan Muslim New York Tarawih Berjamaah di Times Square, Panjatkan Doa untuk Keselamatan Gaza

“Situasi kemanusiaan di Gaza adalah bencana, setengah juta warga Palestina berisiko kelaparan dan kehausan di kota-kota di mana serangan Israel terus berlanjut,” kata juru bicara Kota Gaza, Hosni Muhanna.

Untuk mencegah bertambahnya korban jiwa akibat krisis pangan, para pengungsi kini mulai putar otak mencari bahan pangan pengganti demi bisa bertahan hidup.

Baca juga: Israel Kepergok Bangun Sabuk Militer di Gaza Utara, Dalih Untuk Mobilisasi Pertahanan

Seperti Marwan al-Awadeya dan keluarganya asal Gaza Utara yang terpaksa memakan batang kaktus jenis pir berduri untuk mengusir rasa lapar, di tengah ancaman krisis pangan.


Untuk mengobati rasa lapar, para warga Gaza Selatan juga ikut putar otak mengubah pakan biji burung sebagai tepung untuk membuat roti.

Cara ini dilakukan usai warga Gaza Utara tak mampu membeli tepung yang kini menjadi benda paling langka di Gaza. Dimana harga satu kantong tepung dijual jadi 200 dolar AS atau sekitar Rp 3,12 juta,

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas