Anggota Komisi IV DPR Cecar Menteri Pertanian Soal Kenaikan Harga Beras Saat Rapat Kerja
Program Beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) yang sudah digelontorkan oleh pemerintah tapi harga beras tetap mahal.
Penulis: Dennis Destryawan
Editor: Seno Tri Sulistiyono
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Dennis Destryawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Komisi IV DPR mencecar Menteri Pertania Andi Amran Sulaiman soal kenaikan harga beras. Disampaikan sejumlah anggota DPR saat rapat kerja bersama dengan Kementerian Pertanian.
Anggota Komisi IV DPR Sutrisno menyoroti perkembangan harga beras. Kenaikan harga beras, menurut Sutrisno, karena ketersediaan pangan yang tidak tersedia di pasar.
Hal tersebut dianggap berbanding terbalik dengan paparan Kementan, bahwa produksi beras masih di atas dari kebutuhan.
Baca juga: Klaim Stok Beras Merata di Seluruh RI, Kemendagri Sentil Daerah yang Belum Lakukan Operasi Pasar
"Nah ini ketersediaan cukup, produksinya cukup, kebutuhannya juga di bawah produksi kita tapi kenapa harga beras naik. Di tempat kami mulai panen, penurunan harganya juga lamban," ujar Sutrisno di Jakarta, Rabu (13/3/2024).
Sedangkan, Anggota Komisi IV DPR RI Hanan Rozak menekankan, memang di 2023 panen beras menghadapi persoalan hambatan produksi, seperti el nino dan ancaman gagal panen. Namun, menurut dia, hal tersebut tetap bisa diatasi asal kebutuhan petani dipenuhi.
"Selain pupuk, perbaikan tata air mikro, mesin-mesin, tidak terpikir petani untuk beli mesin karena pendapatan rendah. Bapanas dan Kementan dikaji, kita memenuhi target pemerintah soal kedaulatan pangan, kesejahteraan petani harus tetap," kata Hanan.
Lalu, Anggota Komisi IV DPR RI Endro Hermono mencermati program Beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) yang sudah digelontorkan oleh pemerintah.
"Namun, kenyataannya harga beras tidak kunjung turun, selain itu ada pemberitaan soal kualitas beras soal putu beras dan rasa tidak enak," kata Endro.
"Kemudian, dari bahan upaya peningkatan produksi padi. Luas tanam padi Oktober 2023 - Februari 2024 selisih signifikan penurunan 26,2 persen, dibandingkan dengan rata-rata 2015-2019. Apa yang diupayakan kementan dalam luas lahan agar produksi padi peningkatan, mengingat harga beras masih tinggi," tambahnya.
Berdasarkan Data Panel Harga Badan Pangan Nasional (Bapanas), Rabu (13/3) pukul 10.45 WIB, harga beras premium naik tipis 0,30 persen menjadi Rp 16.530 per kilogram, Data lain yakni dari Informasi Pangan Jakarta, harga beras premium tertinggi dijual di pasar Mayestik dengan Rp 18.000 per kilogram.