El Nino Jadi Kambing Hitam Masalah Beras
Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan kembali menyebut El Nino sebagai biang kerok mahalnya harga beras di dalam negeri
Penulis: Reynas Abdila
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan kembali menyebut El Nino sebagai biang kerok mahalnya harga beras di dalam negeri
Lantaran El Nino itu musim tanam bergeser sehingga panen raya urung terlaksana dari yang semestinya
“Memang beras lokal belum panen raya, jadi harganya tinggi karena barangnya kurang,” ungkap Zulkifli kepada awak media, di Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat, Kamis (14/3/2024).
Baca juga: Bapanas: Tidak Ada Rencana Perpanjang Relaksasi HET Beras Premium
El Nino menjadi kata kunci yang kerap digunakan tatkala isu beras kembali mencuat.
Masalah alam itu seperti dikambinghitamkan padahal di beberapa negara kawasan tetap mampu menproduksi beras dalam jumlah besar.
Mendag berdalih sebelum El Nino musim panen raya di Indoensia selalu jatuh pada Januari.
Akibat waktu tanam yang mundur, panen raya pun baru akan berlangsung April hingga Mei 2024.
Zulhas, sapaannya, mengaku tidak mencoba memberikan jawaban yang mengada-ada.
Namun, itulah faktanya musim panen raya belum terjadi sedangkan permintaan tinggi stok barang tidak tersedia.
Ia menyebut harga beras premium dijamin pemerintah dari Bulog sebesar Rp 14.000.
Sementara itu, beras Stabilisasi Pasokan Harga Pasar (SPHP) yang disubsidi sebesar Rp 11.000.
“Masyarakat bisa memilih kalau yang premium kemahalan, ada berasnya dari SPHP atau perum Bulog yang harganya tetap,” ujarnya.
Baca juga: Harga Beras Mahal, DPR Semprot Zulkifli Hasan Sering Salahkan Alam: Orang Tak Tamat SD Juga Bisa
Zulhas juga berharap agar bulan depan petani beras sudah bisa melakukan panen raya.
Dengan demikian, bisa memenuhi kebutuhan pasar dan harga beras lokal berangsur turun.