Ramadan, Pemerintah Impor Kurma Senilai 17,18 Juta Dolar AS, Naik 25,77 Persen
Pemerintah melakukan impor buah kurma menjelang Ramadan atau pada Februari 2024 lalu senilai 17,18 juta dolar AS.
Penulis: Nitis Hawaroh
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nitis Hawaroh
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah melakukan impor buah kurma menjelang Ramadan atau pada Februari 2024 lalu senilai 17,18 juta dolar AS, naik 25,77 persen dibandingkan nilai impor di Januari sebesar 13,66 juta dolar AS.
"Nilai impor kurma pada Februari 2024 tercatat sebesar 17,18 juta dolar AS naik sebesar 3,52 juta dolar AS atau 25,77 persen dibandingkan dengan bulan sebelumnya yaitu bulan Januari 2024," kata Plt Kepala BPS Amalia A. Widyasanti dalam Rilis BPS, Jumat (15/3/2024).
Jika dilihat secara volume, impor kurma pada Februari 2024 tercatat sebanyak 11,24 ribu ton meningkat sebesar 3,81 ribu ton atau 51,20 persen jika dibandingkan dengan Januari 2024.
Sedangkan pada Januari 2023 lalu, volume impor kurma sebanyak 13,23 ribu ton. Kemudian mengalami penurunan di bulan Februari 2023 yaitu sebesar 12,70 ribu ton.
"Tapi memang kalau kita bandingkan dengan Januari Februari tahun sebelumnya, impor kurma Januari Februari 2024 masih relatif lebih rendah dibandingkan dengan tahun sebelumnya," ujarnya.
Sementara berdasarkan negara asal impor, kurma yang masuk ke Indonesia sepanjang Januari hingga Februari 2024 paling banyak berasal dari Tunisia yaitu 9,15 miliar dolar AS atau setara 29,66 persen.
Negara kedua yaitu Mesir dengan total nilai impor sebanyak 8,74 miliar dolar AS atau setara 28,35 persen.
Baca juga: Daftar Merek Kurma Asal Israel yang Diharamkan MUI, Ada Navafres, Jordan River, Stardates
Sedangkan negara ketiga yaitu Iran sebesar 2,87 miliar dolar AS atau 9,30 persen. Terkahir, Arab Saudi senilai 2,66 miliar dolar atau 8,61 persen.
"Impor kurma sepanjang Januari Februari 2024 paling banyak berasal dari Tunisia, kedua Mesir ketiga Iran dan keempat Arab Saudi," jelas dia.