Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Menteri Bahlil: Indonesia Akan Kuasai 61 Persen Saham Freeport Lewat Revisi PP No.96 Tahun 2021

PP No. 96 Tahun 2021 tentang Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batu Bara akan direvisi agar Pemerintah bisa menguasai 61 persen saham Freeport.

Penulis: Nitis Hawaroh
Editor: Choirul Arifin
zoom-in Menteri Bahlil: Indonesia Akan Kuasai 61 Persen Saham Freeport Lewat Revisi PP No.96 Tahun 2021
ISTIMEWA
Pemerintah akan merevisi Peraturan Pemerintah No. 96 Tahun 2021 tentang Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batu Bara agar Pemerintah Indonesia bisa menguasai 61 persen saham Freeport. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nitis Hawaroh

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menyatakan, pemerintah Indonesia ke depan akan bisa menguasai 61 persen saham PT Freeport Indonesia (PTFI).

Menurut Bahlil, hal itu akan bisa terealisir jika Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 96 Tahun 2021 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batu Bara rampung direvisi.

"Kalau itu sudah terjadi maka potensi penambahan saham freeport untuk Republik Indonesia yang sekarang sudah 51 persen ke depan itu menjadi 61 persen," kata Bahlil dalam Konferensi Pers di Kantornya, Senin (18/3/2024).

Dengan begitu, Bahlil menegaskan bahwa Freeport sudah bukan lagi milik asing. Melainkan milik Indonesia.

"Artinya Freeport bukan lagi milik orang lain, milik kita karena saham kita sudah 61 persen. Jadi ini barang kok kita memperpanjang umur kita kok susah banget gitu loh," terangnya.

Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengatakan Smelter PT Freeport Indonesia di Kawasan JIIPE, Gresik, Jawa Timur siap beroperasi pada Juni 2024.

BERITA REKOMENDASI

“Progres pembangunan smelter ini sesuai rencana. Saya apresiasi kesungguhan Freeport dalam mendukung kebijakan hilirisasi tambang. Saya optimistis Smelter PTFI dapat beroperasi pada Juni 2024,” kata Arifin kepada wartawan di sela-sela kunjungan ke Smelter PTFI, Kamis (29/2/2024).

Arifin mengatakan pembangunan pabrik pemurnian tembaga PTFI ini merupakan bagian dari program percepatan hilirisasi tambang yang dicanangkan pemerintah. Sebagai langkah penting untuk mewujudkan Indonesia sebagai negara maju.

Baca juga: Pengamat Nggak Yakin Butuh Tambah Saham Freeport karena Harga Lagi Mahal

Wakil Presiden Direktur PT Freeport Indonesia Jenpino Ngabdi dalam kesempatan yang sama mengatakan pembangunan smelter berjalan lancar dan sesuai target.

“Progres pembangunan smelter saat ini sesuai dengan rencana dan siap beroperasi di bulan Juni 2024. Smelter PTFI akan mulai berproduksi di Agustus 2024 dan selanjutnya ramp up mencapai kapasitas penuh pada akhir Desember 2024,” kata Jenpino.

Pembangunan pabrik smelter ini merupakan mandat Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) PTFI.

Baca juga: Soal Perpanjangan IUPK dan Penambahan Porsi 10 Persen Saham, Freeport: Kami Ikuti Pemerintah


Smelter berlokasi di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) JIIPE, Kecamatan Manyar, Kabupaten Gresik. PTFI telah menanamkan investasi hingga 3,1 miliar dolar Amerika Serikat atau setara Rp 48 triliun per akhir Desember 2023.

Ini merupakan smelter kedua PTFI. Smelter pertama dibangun pada 1996 dan dikelola oleh PT Smelting.

Smelter tembaga dengan Design Single Line terbesar di dunia ini nantinya mampu memurnikan konsentrat tembaga dengan kapasitas produksi 1,7 juta ton dan menghasilkan katoda tembaga hingga 600.000 ton per tahun.

Produk utama smelter adalah katoda tembaga, emas dan perak murni batangan, serta PGM (Platinum Group Metal). Produk samping antara lain asam sulfat, gipsum, dan timbal.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas