Menteri Teten Klaim Minyak Makan Merah Tuai Pujian dari Chef Juna: Dia Muji Luar Biasa
Minyak makan merah telah diuji oleh Badan Pengawas Obat Makanan (BPOM) dan menggunakan metode deep fried.
Penulis: Endrapta Ibrahim Pramudhiaz
Editor: Seno Tri Sulistiyono
Laporan wartawan Tribunnews.com, Endrapta Pramudhiaz
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengklaim minyak makan merah telah menerima pujian dari salah satu juru masak ternama Tanah Air, yaitu Chef Juna.
"Kita sudah pakai chef paling kritis, [yaitu] Chef Juna. Dia memuji, 'luar biasa ini'. Dicoba sampai suhu tinggi," katanya dalam rapat kerja bersama Komisi VI DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (19/3/2024).
Teten kemudian mengatakan bahwa minyak makan merah juga telah teruji menggunakan metode deep fried. Selain itu, minyak makan merah juga telah diuji oleh Badan Pengawas Obat Makanan (BPOM).
Baca juga: Fakta-fakta Minyak Makan Merah yang Diendorse Jokowi: Disebut Lebih Murah, Bisa Cegah Stunting
"Sudah diuji (laboratorium), diuji pakai deep fried sampai beberapa kali. Sudah diuji BPOM," ujar Mantan Kepala Staf Kepresidenan itu.
Teten pun memastikan bahwa ketika produk minyak makan merah diluncurkan, sudah memiliki izin edar. Dari segi produksi juga dipastikan aman.
Diberitakan sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan pabrik percontohan minyak makan merah Pagar Merbau di Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatra Utara, pada Kamis (14/3/2024).
Menurut Presiden, Indonesia sebagai negara dengan lahan kebun kelapa sawit seluas 15,3 juta hektare, dengan 40,5 persen diantaranya milik petani, terus berupaya meningkatkan nilai tambah produksi dalam negeri.
Kehadiran pabrik pertama yang memproduksi minyak makan merah ini diharapkan memberikan nilai tambah signifikan bagi petani sawit.
”Kita ingin nilai tambah itu ada di dalam negeri. Oleh sebab itu, kita bangun pabrik minyak makan merah, ini yang pertama kali dan ini kita harapkan dapat memberikan nilai tambah yang baik bagi para petani sawit, utamanya yang sudah dalam bentuk koperasi. Jadi, harga TBS (tandan buah segar) tidak naik dan turun karena di sini semuanya diolah menjadi barang jadi yaitu minyak makan merah,” kata Jokowi.
Menurut Presiden salah satu keunggulan minyak makan merah ini adalah harganya yang lebih kompetitif dibandingkan minyak goreng pada umumnya, serta kandungan vitamin A dan E yang tetap terjaga.
Hal ini, menurut Presiden, menjadikan produk ini tidak hanya sehat tetapi juga ekonomis bagi masyarakat.
“Ini sudah dicoba oleh beberapa chef dan mereka menyampaikan, ‘Pak, minyak makan merah ini beda. Lebih enak dan dicek gizinya lebih baik’,” jelasnya.
Pabrik dengan kapasitas produksi 10 ton CPO (crude palm oil) per hari ini diharapkan dapat menghasilkan sekitar 7 ton minyak makan merah setiap hari.
Presiden pun mengajak masyarakat untuk menggunakan produk dalam negeri ini sebagai langkah mendukung pemasaran dan konsumsi produk yang berkelanjutan.
“Jadi yang hadir di sini, pakai. Saya nanti mau beli mau nyoba juga. Jadi semuanya kalau beli, artinya pemasarannya tidak usah ke mana-mana,” imbuhnya.
Pembukaan pabrik ini juga merupakan bagian dari upaya hilirisasi, yaitu proses peningkatan nilai tambah komoditas melalui pengolahan menjadi produk jadi.
"Jangan jual TBS, jangan jual CPO, kalau bisa jadikan barang-barang jadi seperti ini. Ini bagus sekali," tegas Presiden.