Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Indeks Kepercayaan Industri Naik, Sektor Makanan dan Minuman Berjaya

Kenaikan nilai IKI satu di antaranya karena mulai stabilnya kondisi Amerika Serikat dan Tiongkok sebagai mitra utama perdagangan Indonesia.

Penulis: Lita Febriani
Editor: Seno Tri Sulistiyono
zoom-in Indeks Kepercayaan Industri Naik, Sektor Makanan dan Minuman Berjaya
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Calon pembeli memilih makanan di salah satu pusat perbelanjaan di Jakarta. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Lita Febriani

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Periode menjelang Ramadan dan Lebaran 2024 membawa dampak positif bagi sektor industri. Terbukti dengan naiknya Indeks Kepercayaan Industri (IKI) bulan Maret 2024.

IKI sepanjang Maret mencapai 53,05, naik sebesar 0,49 poin dibandingkan bulan Februari 2024 sebesar 52,56.

Selain momentum Ramadan, kenaikan nilai IKI diduga juga karena mulai stabilnya kondisi Amerika Serikat dan Tiongkok sebagai mitra utama perdagangan Indonesia.

Kenaikan nilai IKI dipengaruhi oleh peningkatan variabel persediaan produk dan pesanan.

Baca juga: Komisi I DPR: Industri Kreatif di Era Digital Jadi Pilar Bentuk Budaya Ekonomi dan Identitas Bangsa

Nilai IKI variabel persediaan produk meningkat 1,35 poin atau mengalami ekspansi tinggi sebesar 55,63 poin dan merupakan yang tertinggi sejak IKI dirilis pada bulan November 2022.

Juru Bicara Kementerian Perindustrian Febri Hendri Antoni Arif, menyampaikan kondisi ini menunjukkan produk industri pengolahan terserap optimal di pasar terutama pasar domestik.

BERITA REKOMENDASI

"Momen Ramadan merupakan salah satu pendorong penyerapan produk industri dengan optimal, mengingat sejak awal tahun 2024 ketidakstabilan kondisi perekonomian global menekan pesanan dan produksi industri pengolahan Indonesia," tutur Febri di Jakarta, Rabu (27/3/2024).

Selain itu, nilai IKI variabel pesanan baru juga mengalami peningkatan ekspansi sebesar 1,11 poin menjadi 54,25.

Berbeda dengan nilai IKI kedua variabel lainnya, variabel produksi justru mengalami penurunan sebesar 1,12 poin atau terkontraksi pada level 49,33. Hal ini pertama kali terjadi sejak IKI dirilis.

Hal ini diduga terjadi karena keputusan produsen untuk menghabiskan persediaan produk yang menumpuk sejak akhir tahun 2023.

Jika dilihat berdasarkan subsektornya, peningkatan nilai IKI pada Maret ini dipengaruhi oleh peningkatan nilai IKI pada 15 subsektor industri pengolahan dan adanya empat subsektor yang berubah level menjadi ekspansi.


Keempat subsektor tersebut antara lain subsektor industri komputer, barang elektronik dan optik, industri peralatan listrik, industri alat angkutan lainnya dan industri pengolahan lainnya.

"Dengan demikian, jumlah subsektor yang mengalami ekspansi menjadi 21 subsektor dengan kontribusi terhadap PDB tahun 2023 sebesar 96,20 persen. Adapun subsektor yang mengalami kontraksi adalah subsektor industri tekstil dan industri kayu, barang kayu dan gabus," jelas Febri.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas