Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

DPR Marah ke Bos PT Timah Buntut Pemaparan Tak Komprehensif, Sebut Seperti Anak SD

Bos PT Timah dimarahi oleh DPR lantaran pemaparan saat rapat dengar pendapat dinilai tidak komprehensif. Bahkan dia sampai disebut seperti anak SD.

Penulis: Yohanes Liestyo Poerwoto
Editor: Pravitri Retno W
zoom-in DPR Marah ke Bos PT Timah Buntut Pemaparan Tak Komprehensif, Sebut Seperti Anak SD
YouTube Komisi VI DPR RI
Suasana rapat dengar pendapat (RDP) antara Komisi VI DPR dengan jajaran PT Timah Tbk pada Selasa (2/4/2024). Bos PT Timah dimarahi oleh DPR lantaran pemaparan saat rapat dengar pendapat dinilai tidak komprehensif. Bahkan dia sampai disebut seperti anak SD. 

TRIBUNNEWS.COM - Anggota Komisi VI DPR RI marah terhadap Direktur Utama (Dirut) PT Timah Tbk, Ahmad Dani Virsal, dalam rapat dengar pendapat (RDP) di Senayan, Jakarta, Selasa (2/4/2024).

Adapun kemarahan para anggota dewan tersebut lantaran pemaparan Virsal terkait kinerja perusahaan pelat merah tersebut tidak komprehensif.

Sosok pertama yang marah kepada Virsal adalah Ketua Komisi VI DPR dari Fraksi NasDem, Martin Manurung.

Dia mengatakan segala bentuk pemaparan yang disampaikan dalam rapat tidak memberikan informasi kepada DPR.

Padahal saat ini, sambungnya, PT Timah tengah diterpa skandal mega korupsi yang merugikan ekologi mencapai Rp 271 triliun.

"Jadi ini pertanyaan teman-teman adalah Bapak punya penjelasan ini sama sekali sebenarnya tidak memberikan informasi apapun."

"Kan banyak informasi yang bisa disampaikan dalam RDP di luar teknis kasusnya," kata Martin, Selasa.

Berita Rekomendasi

Selanjutnya, anggota Komisi VI DPR dari Fraksi PDIP, Deddy Sitorus, juga marah dengan pemaparan Virsal.

Bahkan, dirinya sampai meminta rapat dihentikan lantaran tidak puas dengan pemaparan dari pihak PT Timah.

"Tapi saya berharap, kita selesaikan saja. Tutup saja ini pertemuan," ucapnya.

Deddy pun meminta agar rapat digelar kembali di lain kesempatan dengan mendesak PT Timah memberikan pemaparan yang lebih komprehensif, termasuk terkait kasus mega korupsi yang menjerat perusahaan tambang tersebut.

Baca juga: DPR Sebut PT Timah Tak Urus Pertambangan di Babel: Pantas Banyak Penambang Ilegal

"Dengan tugas meminta PT Timah memberikan laporan yang lebih terperinci dengan kasus yang sedang hangat," ujarnya.

"Kemudian menjelaskan tata niaga itu kok bisa merugikan. Karena dari tahun 2018, tren harga timah itu naik terus, gak ada cerita (PT Timah) bisa merugi," imbuhnya.

Deddy juga menilai dokumen pemaparan dari PT Timah telah melecehkan Komisi VI DPR.

"Saya yakin semua teman juga akan menanyakan hal yang sama. Tutup saja kita minta karena laporan ini melecehkan kita seolah-olah tidak ada persoalan," tegasnya.

Kemarahan juga disampaikan rekan Deddy di PDIP, Darmadi Durianto, dengan menyebut Virsal tidak siap untuk rapat bersama Komisi VI DPR.

Kendati demikian, Darmadi memaklumi hal tersebut lantaran Virsal baru menjabat sebagai bos PT Timah selama enam bulan.

Ditambah, perusahaan yang dipimpinnya tengah diterpa kasus mega korupsi.

"Saya memaklumi sebetulnya karena Bapak kan masih baru kan, baru enam bulan. Tetapi memang jenis presentasi kayak gini dan jawaban yang Bapak gambarkan itu bisa digambarkan Bapak tidak siap," ujarnya.

"Saya juga memahami psikologis Bapak memimpin PT Timah habis kena kasus besar. Bapak kelihatan stres sekarang, tidak punya nafsu dan tenaga datang ke sini," lanjut dia.

Kritik dari Darmadi berlanjut ketika menyebut pemaparan laporan dari PT Timah layaknya presentasi siswa SD.

Hal tersebut lantaran Virsal tidak menjelaskan lebih lanjut terkait program-program strategis yang bakal dilakukan PT Timah.

"Bapak nanti jelaskan juga program strategis ini targetnya apa, ada dua. Ini juga tidak terlihat jelas, ini kayak presentasi anak SD," ujarnya.

Baca juga: Gara-gara Dugaan Korupsi Suami Sandra Dewi Cs Ekspor Timah Babel Amblas, Tinggal 17,48 Persen

Terakhir, kemarahan disampaikan oleh anggota Komisi VI dari Fraksi PDIP, Harris Turino, di mana dirinya menyebut laporan yang diterima tidak memiliki sense of crisis atau kepekaan terkait krisis yang tengah menimpa PT Timah yaitu kasus korupsi.

"Padahal beberapa direksi PT Timah sebelumnya sekarang berada di tahanan. Seharusnya bapak berangkat dari sini dengan suatu persiapan, itu dijelaskan ada masalah apa di PT Timah," ujarnya.

"Ini kan harus dijelaskan. Bukan malah memaparkan laporan keuangan yang hanya seperti ini," sambung Harris.

Seperti diketahui, kasus mega korupsi tengah menerpa PT Timah di mana Kejagung juga sudah menetapkan 16 tersangka dalam kasus ini.

Bahkan, eks Dirut PT Timah 2016-2021, Mochtar Riza Pahlevi Tabrani, turut menjadi tersangka dalam kasus yang merugikan negara sampai Rp 271 triliun ini.

(Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto)

Artikel lain terkait Korupsi di PT Timah

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas