Harga Minyak Dunia Diramal Tembus 100 Dolar AS, Harga BBM Bersiap Naik? Ramai-ramai Ingatkan Bahaya
Kenaikan harga minyak mentah dunia bisa jauh melampaui asumsi yang dipatok APBN yakni 82 dolar AS per barel.
Editor: Seno Tri Sulistiyono
Apalagi ketika kenaikan tersebut berbarengan dengan naiknya permintaan di dalam negeri serta melonjaknya kurs dolar terhadap rupiah.
"Beda saat dulu ketika zaman jaya Indonesia sebagai negara pengekspor migas, dimana kenaikan harga migas dunia adalah berkah buat APBN kita," tutur Mulyanto.
Sebelumnya, pasukan Garda Revolusi Iran meluncurkan lebih dari 300 drone dan rudal ke wilayah Israel dari wilayah Iran atau lebih dari sekira 1.770 kilometer.
Pemerintah Iran menegaskan bahwa serangan tersebut, merupakan balasan terhadap serangan Israel terhadap kantor konsulat Iran di Damaskus.
Sebab, peristiwa tersebut menewaskan dua jenderal Garda Revolusi Iran dan lima penasihat militer.
Iran menyatakan bahwa operasi militer menyerang Israel pada 14 April 2024 telah berakhir tapi mengancam bila Israel membalas, maka Israel akan mendapat balasan yang jauh lebih besar.
Kepala Staf Umum Angkatan Bersenjata Iran, Mayor Jenderal Mohammad Bagheri menyampaikan, pihaknya tidak berniat melanjutkan operasi militer melawan Israel.
"Operasi tersebut telah berakhir dan kami menyatakan bahwa Kubah Besi (Iron Dome) ternyata tidak mampu memberikan perlawanan yang berarti terhadap operasi kami sehingga operasi ini kami hentikan," tuturnya dikutip kantor berita Iran IRNA.
Kurangi Ketergantungan Impor
Ekonom senior Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Tauhid Ahmad menilai Pemerintah Indonesia harus mulai mengurangi ketergantungan impor minyak imbas dari memanasnya situasi antara Iran dan Israel.
Tauhid mengatakan, situsi yang memanas ini akan direspons dengan harga minyak dunia yang naik karena Iran merupakan salah satu pemasok minyak dunia.
Indonesia sebagai negara importir minyak, tentu akan merasakan dampak dari naiknya harga minyak dunia. Salah satu yang berpotensi terjadi adalah membengkaknya subsidi.
"Saya kira dari harga minyak itu, misalnya Israel membalas dan sebagainya, ini tentu saja kawasan akan membara dan yang pertama adalah tadi harga minyak akan membuat, ya tanda kutip, defisit membengkak, subsidi membengkak, ya macam-macam lah kalau harga minyak [naik] kan," kata Tauhid.
Maka dari itu, Tauhid menyarankan agar pemerintah RI segera mengantisipasi hal ini. Salah satu opsi yang mau tidak mau harus diambil adalah menghentikan ketergantungan akan impor minyak.
"Mengantisipasi misalnya harga minyak naik dan sebagainya, tentu saja kita mau tidak mau harus melepaskan ketergantungan terhadap minyak. Ada penambahan jumlah produksi minyak dalam negeri, sehingga importasi dikurangi. Ya harus mulai ini," ujarnya.