Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Harga Minyak Dunia Anjlok WTI Diobral 83 Dolar AS Per Barel, Ternyata Ini Biang Keroknya

Selama 24 jam terakhir pergerakan harga minyak dunia jenis West Texas Intermediate hingga Brent yang diperdagangkan di pasar global dilaporkan anjlok

Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Harga Minyak Dunia Anjlok WTI Diobral 83 Dolar AS Per Barel, Ternyata Ini Biang Keroknya
net/google
Ilustrasi. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti

TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON – Selama 24 jam terakhir pergerakan harga minyak dunia jenis West Texas Intermediate hingga Brent yang diperdagangkan di pasar global dilaporkan anjlok, Jumat (19/4/2024)

Untuk harga minyak WTI turun dikisaran 83 dolar AS per barel usai anjlok lebih dari 3 persen di akhir pekan ini. Hal serupa juga terjadi pada harga minyak Brent yang turun 23 sen atau 0,3 persen dibanderol jadi 86,88 dolar AS per barel.

Penurunan ini lantas menjadi angin segar bagi para investor, pasar global pasca dunia dibayangi ancaman kenaikan harga minyak yang diprediksi tembus ke level 100 dolar AS per barel hingga berpotensi memicu inflasi dan kontraksi ekonomi global.

Baca juga: Anggota DPR Ingatkan Pemerintah Jaga Pasokan Minyak Antisipasi Dampak Konflik Iran VS Israel

“Minyak menuju penurunan mingguan beruntun pertama tahun ini karena suasana risk-off yang lebih luas,” ujar laporan analis Bloomberg.

Analis ekonom Bloomberg menyebut pelemahan harga minyak dunia di akhir ini terjadi karena perdagangan pasar global kembali fokus pada ekspektasi pasokan minyak mentah yang terus menyusut, akibat sanksi AS yang akan memangkas pasokan minyak mentah Iran.

Kondisi ini kian diperparah lantaran permintaan minyak dari sebagian besar negara di tahun ini dan 2024 terus menunjukkan peningkatan. Tekanan tersebut yang kemudian membuat para investor memperketat peredaran minyak dan melakukan wait and see.

BERITA TERKAIT

Selain konflik Timur Tengah, penyebab harga minyak dunia ambles karena komentar The Fed yang berencana untuk mempertahankan suku bunga acuannya di kisaran target 5,25 persen -5,5 persen, dan baru akan menurunkan suku bunga pada September sebesar 25 basis poin menjadi 5 persen - 5,25 persen.

Meski langkah tersebut dipercaya sebagai cara cepat untuk menjinakkan inflasi di AS. Namun kebijakan itu telah membebani permintaan masyarakat pada aset berisiko termasuk komoditas minyak dunia.

Nikel, Timah Batubara Menguat

Berbanding terbalik dengan harga minyak dunia yang mengalami kemerosotan, harga nikel timah dan batubara justru menguat pada perdagangan Jumat pagi.

Harga nikel berdasarkan London Metal Exchange (LME) ditutup naik 1,76 persen dan menetap di 18.559 dolar AS per ton. Sementara itu, harga timah terpantau melesat 3,67 persen dan menetap di 33.979 dolar AS per ton.

Kenaikan serupa juga diikuti harga batu bara, menurut bursa ICE Newcastle (Australia), harga batu bara kontrak pengiriman Mei 2024 naik 1,08 persen menjadi 141 dolar AS per ton.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Terkait

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas