Mata Uang Digital Berguguran Terdampak Rentetan Serangan Israel ke Kota-kota Iran
Serangan Israel ke berbagai pangkalan militer Iran pada Jumat (19/4/2024) waktu setempat langsung berimbas pada merosotnya nilai mata uang digital.
Penulis: Lita Febriani
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Lita Febriani
TRIBUNNEWS.COM - Serangan Israel ke berbagai pangkalan militer dan bandara milik Iran pada Jumat (19/4/2024) waktu setempat langsung berimbas pada merosotnya nilai mata uang digital.
Bitcoin langsung turun 5 persen ke angka di bawah 60.000 dolar AS. Blockchain Ethereum juga turun 3,45 persen menurut data Indeks CoinDesk, namun masih diperdagangkan di bawah 3.000 dolar AS.
Paxos Gold (PAXG), merupakan aset kripto yang didukung oleh cadangan emas yang dijalankan oleh Paxos, naik hampir 3 persen, menurut data pasar.
Managing Partner di Bizantine Capital March Zheng, memprediksi nilai Bitcoin akan terus turun ke angka 55.000 dolar AS, jika gejolak pasar terus berlanjut.
"Jika terjadi penjualan panik pada bitcoin karena berita terkait perang, ini masih merupakan peluang pembelian yang bagus," ucap Pedagang Derivatif di Presto Jun-Young Heo, dikutip dari Coindesk, Jumat (19/4/2024).
Indeks saham utama di Asia juga turun akibat serangan Israel ke Iran. Dengan indeks Hang Seng Hong Kong turun 3,5 persen, Nikkei 225 Jepang turun 6,5 persen dan TAIEX Taiwan turun 5 persen.
Saham berjangka AS juga mengalami penurunan, sementara harga minyak mentah naik, MarketWatch melaporkan.
Direktur Modal Formasi Pythagoras Investments Semir Gabeljic, mengatakan Bitcoin melihat volume dan retracement yang tinggi dari 64.000 menjadi 61.000 sehari sebelum peristiwa halving.
"Kemungkinan besar sudah diperhitungkan pada saat ini, ditunjukkan oleh tingkat pendanaan Bitcoin yang negatif. Semua retracement baru-baru ini, termasuk yang ini, sejalan dengan penurunan separuh historis, satu-satunya perbedaan dan pertimbangan adalah ketidakpastian lanskap makro ke depan, yang akan menciptakan volatilitas tambahan di masa depan," ucap Gabeljic, dikutip melalui Coindesk.