Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Tekan Impor, Luhut Sebut Indonesia Bakal Gandeng China Kembangkan Sawah Padi di Kalteng

Pengembangannya bisa dilakukan bertahap, dari mulai 100 ribu hektare, kemudian bisa bertambah hingga 200 ribu.

Penulis: Endrapta Ibrahim Pramudhiaz
Editor: Seno Tri Sulistiyono
zoom-in Tekan Impor, Luhut Sebut Indonesia Bakal Gandeng China Kembangkan Sawah Padi di Kalteng
PRESIDENTIAL PALACE/Agus Suparto/TribunTimur
Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Menteri Luhut Binsar Pandjaitan. 

Laporan wartawan Tribunnews.com, Endrapta Pramudhiaz

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengungkap, Indonesia akan menggandeng China dalam pengembangan pertanian padi di Kalimantan Tengah (Kalteng).

Hal itu ia ungkap usai melangsungkan Pertemuan Ke-4 High Level Dialogue and Cooperation Mechanisme (HDCM) RI – RRT di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur.

Dalam kerja sama ini, China akan memberikan teknologi padi mereka kepada Indonesia. Teknologi ini disebut telah berhasil membawa China swasembada pangan.

Baca juga: Tekan Dampak Konflik Iran-Israel, Indonesia Cari Alternatif Negara untuk Impor Bahan Pangan

"Jadi, saya sudah lapor ke Presiden. Kita minta mereka (China) memberikan teknologi padi mereka, di mana mereka sudah sangat sukses jadi swasembada dan mereka bersedia," kata Luhut dalam unggahan akun Instagramnya, @luhut.pandjaitan, dikutip Senin (22/4/2024).

Ia mengatakan, saat ini tinggal mencari mitra lokalnya. Adapun tanah ini sejatinya sudah ada sejak zaman dulu sebesar 1 juta hektare.

Luhut bilang, pengembangannya bisa dilakukan bertahap. Dari mulai 100 ribu hektare, kemudian bisa bertambah hingga 200 ribu.

Berita Rekomendasi

"Kita tinggal sekarang mencari lokal partnernya untuk membuat di Kalteng. Karena tanahnya itu dari zaman dulu sudah ada, sampai 1 juta hektare. Tapi kan secara bertahap bisa di-follow up, sampai 100 ribu, 200 ribu, dan seterusnya. Dan offtaker-nya adalah Bulog," ujarnya.

Proyek pengembangan ini ditargetkan sudah berjalan enam bulan yang akan datang atau pada Oktober. Luhut mengatakan, para anak muda Indonesia di bidang pertanian juga akan diajak di proyek ini.

Luhut kemudian mengatakan, masalah padi ini merupakan sesuatu yang serius. Hal itu terlihat dari Indonesia yang selalu mengimpor 2 hingga 4,5 juta ton beras.

"Jadi, kalau program ini jalan dan menurut saya harus jalan, kita sejujurnya minta 4-5 ton saja. Kalau kita punya Palau Pisang, Kalteng itu 400 ribu, itu hampir 2 juta bisa kita teruskan dengan yang lain," kata Luhut.

Ia pun meyakini jika proyek ini berhasil, masalah ketahanan pangan Indonesia, dalam hal ini beras, bisa selesai.

"Ya, sudah selesai masalah ketahanan pangan kita untuk tadi beras. Kita akan menjadi lumbung pangan nanti kedepannya yang harusnya demikian," tutur Luhut.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas