Teh Gambyong Kemuning, Penyambut Wisatawan dengan Teh Rasa Kopi, Kini Jadi Buah Tangan Andalan
Namun di antara luasnya kebun teh Kemuning ini tidak dibarengi dengan adanya produk teh lokal yang bisa dijadikan buah tangan khas Kemuning.
Penulis: Imam Saputro
Editor: Wahyu Gilang Putranto
Untuk memenuhi kapasitas produksi, Yanto biasanya mengambil dari petani lokal Kemuning yang berdomisili di sekitar rumahnya.
Kolaborasi dengan petani lokal dilakukan Yanto untuk menjaga kualitas dan ciri khas Teh Gambyong tetap terjaga.
"Tidak semua teh bisa diolah jadi rasa kopi, makanya untuk menjaga kualitas, kami ngajaknya ya tetangga sendiri," kata Yanto.
“Dari pengeringan,penggulungan sampai pengeringan dan jadi teh siap jual semua dilakukan di rumah sini, pakai mesin yang bisa dikatakan semi modern untuk ngejar kapastitas produksi,” kata dia.
Rumah pembuatan teh milik Yanto ini juga menjual berbagai jenis teh racikan, seperti teh jahe, teh mint, teh serai, teh ulong, teh putih, hingga teh hijau.
“Untuk teh jahe, serai itu kami menggunakan jahe dan serai asli, jadi manfaat kesehatannya bisa lebih optimal,” kata dia.
Teh dijual mulai 7 ribu rupiah hingga 50 ribu untuk kualitas premium.
“Dari kami 7 ribu itu untuk Teh Hitam kemasan 120 gram, kalau di toko suvenir mungkin ada selisih lebih mahal sedikit tapi masih terhitung sangat murah,” terangnya.
KUR BRI jadi modal pengembangan usaha
Teh Gambyong juga menjadi satu diantara sekian banyak UMKMyang menjadi binaan BRI.
"Awalnya karena dulu pernah ambil KUR (Kredit Usaha Rakyat) untuk pengembangan usaha, tahun 2018," kata Yanto.
Ia mengambil KUR BRI senilai 150 juta rupiah untuk membeli mesin produksi.
"Total 300 juta untuk pengembangan usaha, setelah itu kami jadi binaan BRI," ujarnya.
Selain menjual kepada wisatawan, Teh Gambyong merambah pasar di beberapa daerah di Indonesia.