Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Rupiah Ditutup Melemah ke Rp16.255 Per Dolar AS Jelang Pertemuan The Fed

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS sore ini ditutup melemah tipis 0,02 persen ke posisi Rp16.255 pada penutupan pasar spot Selasa (30/4/2024).

Penulis: Reynas Abdila
Editor: Choirul Arifin
zoom-in Rupiah Ditutup Melemah ke Rp16.255 Per Dolar AS Jelang Pertemuan The Fed
dok.
Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS sore ini ditutup melemah tipis 0,02 persen ke posisi Rp16.255 pada penutupan pasar spot Selasa (30/4/2024). 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS ditutup melemah tipis 0,02 persen ke posisi Rp16.255 pada penutupan pasar spot Selasa (30/4/2024).

Mata uang garuda melemah 2,53 persen sepanjang April dari Rp 15.857 per dolar AS per akhir Maret 2024.

Mayoritas mata uang Asia juga melemah terhadap dolar AS terbesar dialami yen Jepang sebesar 0,36 persen dan won Korea 0,31 persen.

Pelemahan terjadi juga pada baht Thailand, yuan China, peso Filipina, dolar Singapura, ringgit Malaysia, rupee India, dan dolar Taiwan.

Hanya dolar Hong Kong yang tercatat menguat 0,04 persen terhadap the greenback.

Sebaliknya, indeks dolar yang mencerminkan nilai tukar dolar AS menguat 0,25 persen ke 105,86.

BERITA REKOMENDASI

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi menuturkan indeks dolar naik sekitar 0,3 persen di perdagangan Asia karena investor bersiap untuk pertemuan The Fed.

Dan Kekhawatiran akan suku bunga AS yang lebih tinggi dalam jangka waktu yang lebih lama menempatkan dolar pada jalur kenaikan 1,3 persen di bulan April.

“Fokus kini tertuju pada pertemuan Fed akhir pekan ini, di mana bank sentral diperkirakan akan mempertahankan suku bunga tetap stabil,” kata Ibrahim.

Baca juga: IHSG Kembali Menguat ke Level 7.200, Kurs Rupiah Lesu di Posisi Rp16.255 per Dolar AS

Namun Ketua Fed Jerome Powell diperkirakan akan menawarkan pandangan yang lebih hawkish terhadap suku bunga, terutama menyusul serangkaian pembacaan inflasi yang panas.

Tanda-tanda inflasi yang tinggi membuat sebagian besar pedagang mengabaikan ekspektasi penurunan suku bunga jangka pendek oleh The Fed.

“Bank sentral sekarang diperkirakan hanya akan menurunkan suku bunga pada bulan September, atau kuartal keempat, jika memang ada, pada tahun ini,” tambahnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas