Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Pengusaha Ritel Khawatir Biaya Sewa Naik Pasca BI Kerek Suku Bunga Acuan

Peritel khawatir naiknya suku bunga acuan BI ke level 6,25 persen dapat berdampak pada naiknya suku bunga pinjaman dan biaya sewa.

Penulis: Endrapta Ibrahim Pramudhiaz
Editor: Choirul Arifin
zoom-in Pengusaha Ritel Khawatir Biaya Sewa Naik Pasca BI Kerek Suku Bunga Acuan
Tribunnews/Bambang Ismoyo
Ketua Umum Hippindo Budihardjo Iduansjah. 

Laporan wartawan Tribunnews.com, Endrapta Pramudhiaz

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum Himpunan Peritel dan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (Hippindo) Budihardjo Iduansjah khawatir naiknya suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) ke level 6,25 persen dapat berdampak pada naiknya suku bunga pinjaman dan biaya sewa.

"Pinjaman bunga bank naik, ritel juga pinjam buat bayar sewa dan sebagainya naik," kata Budihardjo ketika ditemui di kantor Kementerian Perindustrian, Jakarta, Kamis (2/5/2024).

Kekhawatiran berikutnya adalah menurunnya penjualan.

Jika kenaikan suku bunga pinjaman bank dan biaya sewa diimbangi oleh penjualan yang bagus, dampak terhadap Harga Pokok Produksi (HPP) juga tidak akan begitu berpengaruh. Namun, pengusaha akan sangat terpukul jika penjualan lesu.

"Kalau trafik bagus dan ramai mungkin enggak terlalu kena ke HPP karena masih bisa diserap dari mixed margin, tapi yang saya khawatir trafiknya juga turun," pungkas Budihardjo.

Sebelumnya, Kamar Dagang Industri (Kadin) Indonesia ikut mengkawatirkan kenaikan suku bunga acuan yang akan membuat daya beli masyarakat menurun.

Berita Rekomendasi

Wakil Ketua Umum Koordinator Bidang Organisasi, Hukum, dan Komunikasi Kadin Indonesia Yukki Nugrahawan mengungkap, ada potensi pelemahan daya beli masyarakat dan konsumsi domestik.

Menurut dia, masyarakat akan mempertimbangkan menabung dibandingkan konsumsi. Kredit konsumsi akan menjadi makin mahal dan penyaluran kredit sektor perbankan berpotensi menurun. Ini mengurangi permintaan barang dan jasa.

"Kami berharap daya beli masyarakat dan konsumsi domestik tetap terjaga mengingat data BI dalam Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) pada Maret tahun 2024 sebesar 123,8 atau di atas 100 yang artinya masyarakat masih mempunyai keyakinan positif pada perekonomian indonesia," kata Yukki dalam keterangan tertulis yang diterima Tribunnews, dikutip Jumat (26/4/2024).

Baca juga: Harga Emas Turun karena Kurangnya Permintaan Aset Safe Haven dan Prospek Suku Bunga AS

Yukki mengatakan kenaikan suku bunga BI akan membuat pengusaha mengkalkulasi ulang bisnisnya termasuk  menahan rencana ekspansi usaha dan investasi baru.

Pengusaha juga akan mengatur kembali pos pengeluaran, termasuk penyesuaian biaya produksi yang nantinya mendorong kenaikan harga barang pada konsumen.

Baca juga: BTN Blak-blakan Soal Nasib Pejuang KPR di Tengah Kenaikan Suku Bunga Acuan

"Kenaikan bunga kredit juga akan meningkatkan beban kredit perusahaan, di mana dunia usaha akan mencoba alternatif mencari pembiayaan murah," ujar Yukki.

Menurut dia, jika kondisi ini terjadi dalam jangka panjang akan dapat berpengaruh pada penciptaan lapangan kerja baru.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas