Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Harga Emas Dunia Melonjak Tajam di Awal Pekan, Devaluasi Dolar AS Jadi Penyebabnya

Bank UBS mencatat sejauh ini perkiraan permintaan bank sentral untuk emas selama tahun 2024 telah melonjak menjadi 950-1.000 metrik ton.

Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Seno Tri Sulistiyono
zoom-in Harga Emas Dunia Melonjak Tajam di Awal Pekan, Devaluasi Dolar AS Jadi Penyebabnya
TASS/The Moscow Times
Bank UBS mencatat sejauh ini perkiraan permintaan bank sentral untuk emas selama tahun 2024 telah melonjak menjadi 950-1.000 metrik ton, jumlah tersebut naik dari perkiraan sebelumnya yang hanya dipatok sebesar 800-850 metrik ton. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti

TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON – Harga emas pada awal pekan ini menunjukkan peningkatan grafik, seperti emas di pasar spot yang harganya naik 0,4 persen menjadi 2,343 dollar AS per ons troi.

Lonjakan serupa juga dialami emas berjangka yang nilai jualnya melesat 0,4 persen menjadi 2,344 dolar AS ons troi, sebagaimana dikutip dari laman Investing pada perdagangan Senin (27/5/2024).

Kenaikan harga ini menjadi angin segar bagi investor emas dunia mengingat selama beberapa minggu terakhir, tren harga emas terus mengalami penurunan yang signifikan. Namun sejak akhir pekan kemarin harga emas perlahan mulai bullish ke level tertinggi.

"Selama beberapa minggu terakhir, tren harga emas mengalami perubahan signifikan dari penurunan menuju kenaikan. Perubahan arah tren ini cenderung akan terus berlanjut, memberikan peluang bagi investor untuk memanfaatkan momentum kenaikan ini," ungkap analisis dari Deu Calion Futures (DCFX), Andrew Fischer.

Baca juga: Harga Emas Antam Hari Ini, 27 Mei 2024: Naik Rp2.000, Jadi Rp1.327.000 per Gramnya

Dalam laporannya Fischer menyebut ada beberapa faktor yang mendukung kenaikan harga emas di awal pekan ini, diantaranya ketidakpastian geopolitik yang semakin meningkat, terutama menjelang pemilu AS.

Kondisi tersebut semakin diperparah dengan adanya konflik di Timur Tengah dan Ukraina, serta ketegangan perdagangan antara AS dan Tiongkok.

BERITA REKOMENDASI

Lebih lanjut, pada bulan April, data ekonomi AS dilaporkan mengalami pelemahan hingga membuat pasar uang memperhitungkan pelonggaran suku bunga sebesar 40 basis poin pada tahun 2024, naik dari 28 basis poin pada akhir April.

Tekanan ini yang kemudian membuat mata uang dollar AS perlahan mengalami devaluasi atau penurunan nilai.

Namun berkat devaluasi, arus masuk dana yang diperdagangkan di bursa (ETF) mulai naik, yang secara historis mendukung kenaikan harga emas.

“Saya juga menggunakan analisis trendline dan candlestick untuk mendukung prediksi kenaikan ini, menunjukkan bahwa indikator teknis juga sejalan dengan proyeksi fundamental,” kata Fischer.

Bank UBS mencatat sejauh ini perkiraan permintaan bank sentral untuk emas selama tahun 2024 telah melonjak menjadi 950-1.000 metrik ton, jumlah tersebut naik dari perkiraan sebelumnya yang hanya dipatok sebesar 800-850 metrik ton.

Hal serupa juga turut diungkap Data perdagangan dari Swiss yang mengindikasikan bahwa pembelian emas oleh RRT terus berlanjut dengan kuat.

Apabila situasi ini terus terjadi dalam jangka waktu yang lama, maka harga emas bisa tembus dikisaran 2.600 dollar AS per ounce pada akhir 2024, naik dari target sebelumnya sebesar 2.500 dollar AS per ounce. Dengan begini emas dapat dianggap sebagai aset lindung nilai (safe haven).

Logam mulia Ikut Terkerek Naik

Selain harga Emas, harga logam mulia lainnya juga ikut mengalami kenaikan pada perdagangan kali ini seperti Platinum berjangka yang nilainya naik 1,2 persen menjadi 1,048 dolar AS per ounce.

Kemudian perak berjangka melesat 1,7 persen menjadi 31,023 dolar AS per ounce. Sementara harga Tembaga berjangka satu bulan naik 0,3 persen menjadi 4,7720 dolar AS per pon.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas