Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Institusi Keuangan Indonesia Dinilai Perlu Jajaki Pendalaman untuk Perkuat Industri Kredit Nasional

Industri keuangan di Indonesia masih dihantui oleh dua isu utama, inklusi keuangan yang rendah dan pendalaman keuangan.

Penulis: Dennis Destryawan
Editor: Seno Tri Sulistiyono
zoom-in Institusi Keuangan Indonesia Dinilai Perlu Jajaki Pendalaman untuk Perkuat Industri Kredit Nasional
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Ilustrasi. Saat ini industri keuangan di Indonesia masih dihantui oleh dua isu utama, inklusi keuangan yang rendah dan pendalaman keuangan (financial deepening) yang masih dangkal. 

Wientor mengamati kini perbankan sudah banyak yang jemput bola, bahkan sampai masuk ke komunitas-komunitas UMKM di berbagai daerah untuk mendorong para UMKM mendapatkan pembiayaan dari KUR.

"Hanya memang, perbankan ini, kan, industri yang full regulated. Jadi, pihak perbankan juga tetap harus menjaga rasio NPL, CAR dan LDR-nya. Oleh karenanya, mereka juga sangat berhati-berhati dalam memberikan pinjaman," terangnya.

Alhasil, kondisi ini membuat tidak semua UMKM mendapatkan akses pinjaman dari perbankan. Alasan penghambatnya karena pencatatan keuangan UMKM yang masih belum sesuai standar, keuangan masih dicampur antara pribadi dan bisnis, dan lain-lain.




Menurut riset Bank Dunia, rasio perbandingan antara total aset perbankan di Indonesia dengan Produk Domestik Bruto (PDB) tergolong masih kecil, yakni sekitar 80 persen dari PDB pada tahun 2020. Sementara di Brazil dan India, total aset perbankannya terhadap PDB jauh lebih besar, yakni 206% (Brazil) dan India (143%) untuk tahun yang sama.

Peningkatan kinerja perbankan salah satunya bisa didongkrak dengan adopsi pendalaman keuangan. Dampak positif dari pendalaman keuangan akan membuat layanan penyedia jasa keuangan menjadi lebih terjangkau dan efisien untuk masyarakat.

Maka dari itu, kebutuhan akan hadirnya skoring kredit yang mumpuni kini tidak hanya terbatas dicari oleh sektor perbankan saja, tetapi juga untuk industri keuangan non-bank (IKNB) yang terus menunjukkan kenaikan tren karena skema Buy Now Pay Later (BNPL) dan pinjaman online (pinjol).

Sayangnya, saat ini sektor keuangan Indonesia dihadapkan pada sejumlah tantangan, mulai dari inflasi dan geopolitik dunia, yang menimbulkan efek domino pada kinerja sektor keuangan untuk jangka panjang.

BERITA TERKAIT

Bagi masyarakat dan pelaku usaha, dinamika ini sangat terasa karena bakal menghambat pergerakan suku bunga kredit saat mereka membutuhkan pinjaman konsumtif dan produktif.

Sementara itu, belakangan mulai marak alternatif produk pembiayaan usaha yang menyasar kelompok unbanked Hanya saja, semangat dari inovasi ini harus dijawab dengan diterapkannya bunga yang tinggi sebagai kompensasi dari cepatnya pencairan dana, ditambah tingginya biaya dana (cost of fund) yang harus dibayarkan oleh pelaku usaha.

Terbatasnya alternatif sumber dana di luar perbankan merupakan alasan di balik masih rendahnya kedalaman sektor keuangan (financial depth) di Indonesia.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas