Belanja Iklan Lesu, NETV Bukukan Pendapatan Rp235,75 Miliar di 2023
NETV menjalankan upaya mitigasi dengan meningkatkan efisiensi pada berbagai lini beban biaya operasional.
Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Seiring dengan perlambatan pertumbuhan ekonomi, pendapatan industri periklanan televisi juga mengalami perlambatan.
PT Net Visi Media Tbk (NETV) mencatatkan pendapatan Rp235,75 miliar sepanjang tahun 2023, turun dari capaian tahun 2022 yang mencapai Rp438,68 miliar.
CEO PT Net Visi Media Tbk (NETV) Deddy Hariyanto mengatakan, menghadapi tekanan tingkat pendapatan tersebut, perusahaan menjalankan upaya mitigasi dengan meningkatkan efisiensi pada berbagai lini beban biaya operasional.
"Beban biaya program dan siaran, serta beban umum dan administrasi selama tahun ini dapat dihemat sebesar 7,69 persen dan 2,49 persen," kata Deddy dalam paparan publik di Jakarta belum lama ini.
Dikatakannya, kenaikan atas biaya di luar operasional yang bersifat one-off termasuk biaya penghapusan persediaan, penghapusan uang muka aset tidak lancar dan uang muka investasi tersebut diatas dan beban keuangan berjalan, berkontribusi atas kenaikan rugi bersih perusahaan di tahun 2023 menjadi sebesar Rp634,32 miliar.
"Meski begitu, menghadapi kondisi penuh tantangan di tahun 2023, perusahaan menerapkan berbagai upaya untuk mengoptimalkan seluruh sumber daya yang ada untuk dapat bertahan dengan tetap menjaga komitmen atas kualitas konten siaran," katanya.
Menyikapi berbagai dinamika dan tantangan perubahaan di tahun 2023, perusahaan jelas Deddy mengambil beberapa prioritas strategis untuk dapat beradaptasi, bertahan dan dapat maju di masa depan.
Pertama, perusahaan berupaya terus memperluas pangsa pasar pemirsa televisi dengan mentargetkan pemirsa keluarga dan wanita yang merupakan segmen mayoritas pemirsa televisi, dengan menyajikan konten program yang sesuai dengan target pemirsa tersebut.
Baca juga: Gelar RUPST, PGN Pastikan Sebar Dividen Rp3,6 Triliun ke Pemegang Saham
Berikutnya, mengingat kondisi perkenomian dan industri yang masih cukup bergejolak, perusahaan juga menerapkan strategi kehati-hatian dalam pengelolaan biaya.
“Dengan menerapkan efisiensi ketat dalam tingkat biaya siaran dan akuisisi konten, selama tahun 2023, perusahaan dapat terus menekan biaya operasional,” sebut Deddy.
Kedepannya, strategi efisiensi biaya rendah ini akan perlu terus ditinjau secara berkala dengan memperhatikan adanya peluang perbaikan kondisi ekonomi dan industri yang lebih stabil, agar tidak berimbas pada peluang pertumbuhan yang berkelanjutan dalam jangka Panjang.
Baca juga: Pendapatan Bersih Naik Tipis, Surya Pertiwi Bagikan Dividen Tunai Rp135 Miliar
“Menghadapi defisiensi modal yang masih dialami oleh perusahaan di tahun 2023, perusahaan berupaya melakukan berbagai langkah antisipatif, termasuk antara lain membangun kemitraan strategis serta dukungan positif dari pemegang saham,” ucap Deddy.
Menyikapi migrasi industri penyiaran televisi dari analog ke digital, perseroan menjalin kerjasama dengan penyelenggara jasa multiplexing untuk meminimalkan kebutuhan investasi modal.
Selain itu, perusahaan mengalokasikan sumber daya untuk pengembangan platform digital OTT NETVERSE yang selama ini konsisten menunjukkan tingkat pertumbuhan pelanggan yang positif dan tingkat engagement yang baik.
“Langkah ini merupakan langkah strategis jangka panjang guna memanfaatkan peluang pertumbuhan di ranah media digital di masa datang. Dalam berbagai upaya strategis tersebut, komitmen atas kualitas isi konten tetap menjadi nilai dasar atau value yang terus kami pertahankan,” ungkap Deddy.
Caption : Seiring dengan perlambatan pertumbuhan ekonomi, pendapatan industri periklanan televisi pada umumnya juga mengalami perlambatan. PT Net Visi Media Tbk (NETV) mencatatkan pendapatan Rp235,75 miliar sepanjang tahun 2023. (IST)