Ini Tantangan Pengembangan IKM Pangan Indonesia, dari Soal Modal Hingga Bahan Baku
Komoditas agribisnis dan bahan pangan lokal alternatif merupakan tulang punggung ketahanan pangan Indonesia.
Penulis: Lita Febriani
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Lita Febriani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Perindustrian mendorong inovasi pada Industri Kecil dan Menengah (IKM) sektor pangan agar dapat bersaing di pasar internasional.
Berbagai upaya dilakukan agar mampu menciptakan IKM baru industri pangan. Sayangnya, meski berbagai upaya dilakukan tetap saja terdapat hambatan agar bisa berkembang
Kemenperin melihat masih terdapat permasalahan yang menjadi hambatan bagi kemajuan IKM pangan, diantaranya keterbatasan modal, manajemen yang belum profesional, belum terpenuhinya standar dan legalitas usaha, serta keterbatasan inovasi.
IKM juga dihadapkan dengan berbagai tantangan dalam menjalankan usahanya, seperti kebutuhan akan pasokan bahan baku yang stabil, kehadiran pesaing dan produk baru, serta permintaan pasar yang sangat fluktuatif.
Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka Kemenperin Reni Yanita, mengungkapkan komoditas agribisnis dan bahan pangan lokal alternatif merupakan tulang punggung ketahanan pangan Indonesia.
Oleh karena itu, efisiensi dan efektivitas dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan pasar dan menghubungkan daerah yang over supply dengan daerah yang over demand.
"Hilirisasi dan industrialisasi yang inovatif dapat menjadi solusi untuk menghasilkan produk yang optimal serta dapat memenuhi kebutuhan pasar dan meningkatkan nilai tambah di dalam negeri pada komoditas agribisnis," tutur Reni, Kamis (6/6/2024).
Baca juga: Mengenal Alergen dan Contoh Keterangan Alergi di Produk Pangan
Komoditas agribisnis lokal yang dihasilkan daerah juga memiliki potensi besar lainnya untuk ikut berkontribusi pada rencana pemerintah yang akan datang, yaitu Program Makan Siang untuk Anak Sekolah dan Pencegahan Stunting yang memerlukan dukungan berbagai pihak dan sumber daya.
"Hilirisasi pangan yang dilakukan oleh stakeholder seperti IKM, Bumdesa dan Koperasi dapat mendukung kebutuhan masyarakat, terutama dengan inovasi untuk mengembangkan produk yang efisien, seperti produk pangan siap saji yang bisa mendukung pelaksanaan program tersebut," jelas Reni.
Baca juga: Penelitian WHO: Banyak Produk Pangan di Indonesia Mengandung Lemak Trans Melebihi Rekomendasi
Selain itu, pemanfaatan produk pangan siap saji dapat menjadi peluang untuk ikut dalam Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah.
Beberapa peluang produk pangan dalam pengadaan pemerintah seperti penyediaan konsumsi jemaah haji Indonesia, penyediaan konsumsi rumah sakit, lembaga pemasyarakatan, angkutan pelayaran PELNI/KAI, penyediaan program tangguh bencana dan sebagainya.