"KBRI menyambut baik ide-ide tersebut dan mengundang mereka untuk mengerjakan ide-ide tersebut dan KBRI siap memberikan dukungan penuh untuk implementasinya," ujar Rahmat.

Rahmat juga menyoroti kurangnya kesadaran generasi muda mengenai sejarah hubungan Indonesia-Pakistan.

"Mereka hanya membaca beberapa baris bahwa Mohammad Ali Jinnah dan Presiden Sukarno adalah pelopor hubungan timbal balik antara Indonesia dan Pakistan. Tugas kita ialah harus mendidik generasi muda kita tentang sejarah hubungan kita yang sudah ada sejak dahulu," ungkapnya.

Rahmat juga menjelaskan KBRI Islamabad sedang mengerjakan program diplomasi ekonomi dan rakyat.

"Tingkat perdagangan kita saat ini tidak memuaskan. Hal ini tidak sesuai dengan potensi yang sebenarnya ada. Dengan launching ICE ini, kami berharap dapat meningkatkannya hingga dua atau tiga kali lipat lagi," kata Rahmat.

"Indonesia adalah anggota G-20 yang ketuanya menjadi tuan rumah Bali Summit dengan sukses. Indonesia adalah pemain kunci di kawasan ASEAN. Pengusaha Pakistan dapat mencari jalan masuk ke kawasan ASEAN dengan menggunakan Indonesia sebagai pintu gerbangnya," imbuhnya.

Acara peluncuran ICE dihadiri 150 tamu undangan termasuk sejumlah tokoh ternama di Pakistan. Bertindak sebagai pembina ICE adalah Masood Malik yang selama ini mengelola bisnis karpet di Indonesia.