Luhut Bilang BTS Tak Perlu karena Ada Starlink, Pengamat: Bikin Ketidakpastian Iklim Investasi!
Pendapat Luhut soal BTS tak diperlukan lagi karena ada Starlink, keliru dan memicu ketidakpastian iklim investasi di sektor telekomunikasi.
Penulis: Erik S
Editor: Choirul Arifin
Pernyataan Luhut yang menyatakan kehadiran Starlink akan membuka kesempatan pelaku usaha telekomunikasi untuk dapat berkompetisi, juga dinilai Trubus tidak tepat.
Jika Luhut ingin perusahaan telekomunikasi dapat berkompetisi dengan giant tech global, ujar Trubus, pemerintah harusnya menyehatkan industrinya terlebih dahulu. Apa lagi mayoritas perusahaan telekomunikasi di Indonesia mayoritas UMKM.
Harusnya Luhut dapat melakukan penyehatan industri seperti memberikan kemudahan operator telekomunikasi untuk berinvestasi di daerah.
Sebab, saat ini banyaknya retribusi dan biaya sewa yang dibebankan perusahaan telekomunikasi oleh pemerintah daerah ketika menggelar jaringan fiber optic.
Selain itu harusnya Luhut dapat memangkas regulatory cost di sektor telekomunikasi sebelum Starlink beroperasi di Indonesia.
Saat ini beban regulasi yang cukup besar di perusahaan telekomunikasi seperti BHP telekomunikasi, BHP frekuensi dan dana USO.
Tak hanya beban regulasi, perusahaan telekomunikasi juga diharuskan untuk mendukung program pemerintah. Contohnya saat pandemi COVID 19 yang harus memberikan subsidi pulsa agar pembelajaran jarak jauh dapat dilakukan.
Perusahaan telekomunikasi juga kerap dikenakan pungutan tak resmi baik dari pemerintah pusat maupun daerah. Dengan beban tersebut, Trubus yakin tak ada satupun perusahaan telekomunikasi yang mampu berkompetisi dengan Starlink. Terlebih lagi perusahaan besutan Elon Musk tersebut memiliki kapital yang sangat besar.
“Apakah pak Luhut sebagai Menko Kemaritiman dan Investasi sudah memberikan bantuan kepada perusahaan telekomunikasi untuk meringankan beban penggelaran fiber optic di daerah? Apakah Starlink nantinya mau membantu program pemerintah dalam menyediakan layanan telekomunikasi di daerah terpencil?
Menurut saya sulit mengharapkan Starlink untuk menjalankan kewajiban yang selama ini diemban perusahaan telekomunikasi nasional,” ucap Trubus.
Pernyataan Luhut yang Memicu Kontroversi
Luhut sebelumnya menilai tak perlu lagi menara Base Transceiver Station (BTS) usai Starlink hadir di Indonesia.
"Sekarang sudah enggak perlu ada BTS, BTS-an, orang sudah ada Starlink," katanya dalam acara talkshow bertajuk "Ngobrol yang Paten-paten Aja Bareng Menko Marinves" di Jakarta Selatan, Selasa (4/6/2024).
Diketahui, layanan internet satelit Starlink menggunakan konstelasi satelit pada orbit rendah bumi (low earth orbit/LEO).
Nantinya, pengguna Starlink hanya memerlukan perangkat penerima kecil yang dikenal sebagai antena parabola/dish untuk dapat terhubung ke jaringan satelit.