Dia menjelaskan, dalam 15 tahun terakhir, lebih dari 100 perusahaan daerah air minum (PDAM) di Indonesia telah mengadopsi teknologi BSA. Menurut dia, hal ini tentu menunjukkan kepercayaan yang tinggi dari para mitra yang sulit ditandingi kompetitor asing.

Pihaknya menyediakan fitur adaptif untuk daerah terpencil seperti mobile loket, yang memungkinkan proses pembayaran digital dilakukan secara offline di daerah terpencil dengan bantuan petugas lapangan. Fitur ini menyesuaikan dengan kondisi wilayah di Indonesia yang memiliki keterbatasan akses internet.

Di ajang World Water Forum 2024, teknologi yang diperkenalkan BSA mendapat apresiasi Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono.

Putri menjelaskan, produk BSA dikembangkan untuk keberlanjutan energi, sehingga menjadi langkah yang patut diapresiasi mengingat hal ini akan sangat bermanfaat bagi Indonesia di masa depan.

Guna mendukung berbagai rencana strategis, pihaknya membuka kesempatan kepada instansi Pemerintah, swasta dan luar negeri, untuk mengimplementasikan proof of concept (POC) terhadap beberapa produk dan teknologi BSA, khususnya smart water grid management (SWGM).

Menurut dia, proses POC yang diimplementasikan akan menjadi wawasan yang komprehensif untuk proses pengembangan teknologi dari BSA agar mampu menyediakan solusi optimal dan tepat sasaran.

Selain fokus pada air bersih, ke depan pihaknya juga akan mengembangkan solusi pengelolaan limbah domestik yang ramah lingkungan. Ini mencakup teknologi pengolahan air limbah, daur ulang, dan pemanfaatan kembali air limbah yang telah diolah.