Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Akselerasi Ekosistem Ekonomi Sirkular, Bappenas Gelar Green Economy Expo

Airlangga mengingatkan, ekonomi hijau penting bagi Indonesia agar Indonesia setara dengan negara-negara maju dan terlepas dari middle income trap.

Penulis: Choirul Arifin
Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Akselerasi Ekosistem Ekonomi Sirkular, Bappenas Gelar Green Economy Expo
istimewa
Peluncuran dokumen Peta Jalan dan Rencana Aksi Nasional Ekonomi Sirkular Indonesia dan dokumen Peta Jalan Pengelolaan Susut dan Sisa Pangan di acara Green Economy Expo: Advancing Technology, Innovation and Circularity yang dibuka di Jakarta Convention Center, Jakarta, Rabu, 3 Juli 2024. 

Menteri PPN/Kepala Bappenas bersama sejumlah pihak di acara ini memang meluncurkan dokumen Peta Jalan dan Rencana Aksi Nasional Ekonomi Sirkular Indonesia dan dokumen Peta Jalan Pengelolaan Susut dan Sisa Pangan.

Baca juga: Gandeng Bappenas, 35 Startup Program GEN Dorong Ekonomi Hijau di Indonesia

Selanjutnya peta jalan dan rencana aksi ini akan menjadi acuan bagi seluruh pemangku kepentingan dalam implementasi kebijakan Ekonomi Sirkular di Indonesia.

“Jika diterapkan dengan serius di lima sektor prioritas yakni pangan, elektronik, kemasan plastik, konstruksi, dan tekstil, kebijakan ekonomi sirkular berpotensi memberikan manfaat yang tinggi pada pembangunan kita," kata Suharso Monoarfa.

Misalnya, meningkatkan PDB Indonesia pada kisaran Rp 593 hingga 638 triliun, menciptakan 4,4 juta lapangan kerja hijau hingga tahun 2030 dengan 75 persen dari total pekerjaan merupakan tenaga kerja perempuan, mengurangi timbulan limbah sebesar 18-52 persen dibandingkan business as
usual pada tahun 2030, dan juga berkontribusi menurunkan emisi GRK sebesar 126 juta ton CO2,” ujar Menteri Suharso Monoarfa.

Di sisi lain, pada sektor pangan, pengendalian susut dan sisa pangan juga menjadi salah satu strategi intervensi prioritas yang dapat menekan jumlah timbulan sampah pangan hingga 166 kg per kapita per tahun serta mencegah risiko kehilangan ekonomi sekitar Rp213 hingga 551 triliun per tahun.

Pemanfaatan sisa pangan yang masih layak konsumsi juga dapat memenuhi kebutuhan energi sebanyak 62-100 persen dari total penduduk Indonesia yang kekurangan nutrisi.

Kontribusi target penurunan emisi dari pengelolaan susut dan sisa pangan mencapai 1.702,9 Mt CO2-ek atau 7,29 persen dari total emisi GRK Indonesia tahun 2019.

BERITA REKOMENDASI

Kepala BRIN Laksana Tri Handaka mendukung penuh kegiatan Green Economy Expo 2024 kali ini. "Green economy merupakan masa depan Indonesia. Kita mendorong agar ekonomi hijau dan ekonomi sirkular jadi punya daya ungkit untuk pertumbuhan ekonomi Indonesia," ujarnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas