Investasi di Sektor Hilir Belum Berkeadilan 100 Persen, Bahlil Beber Alasannya
Investasi di sektor hilirisasi belum bisa memberikan keadilan 100 persen kepada masyarakat Indonesia.
Penulis: Nitis Hawaroh
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nitis Hawaroh
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menyatakan, investasi di sektor hilirisasi belum bisa memberikan keadilan 100 persen kepada masyarakat Indonesia.
"Saya jujur mengatakan bahwa hilirisasi sekarang itu belum betul-betul berkeadilan 100 persen. Saya harus jujur di ruangan ini," kata Bahlil dalam acara Kuliah Umum di IPDN yang disiarkan YouTube BKPM, dikutip Jumat (12/7/2024).
Menurut Bahlil, investasi di sektor ini berdampak pada masyarakat khususnya pembebasan lahan. Misalnya, untuk melakukan produksi tambang, baik itu nikel, tembaga maupun batu bara, hal yang utama adalah lahan.
Bahlil bilang, pembebasan lahan itu tidak serta merta dilakukan begitu saja. Investor akan membeli lahan untuk memproduksi SDA dengan kesepakatan yang sudah terjalin dengan masyarakat pemilik lahan.
Meski begitu, Bahlil mengeklaim tidak sedikit masyarakat yang ingin mengambil peluang bisnis di sektor hilirisasi. Seperti di Weda Bay Halmahera.
"Investor ambil tanahnya, kemudian yang punya kebun, yang punya lahan itu dibicarakan mau dijual berapa per meter. Setelah ada sepakat, kemudian mereka bayar. Yang menjadi masalah kemudian adalah begitu dia dibayarkan kebunnya udah enggak ada," kata dia.
"Maka uang yang diberikan itu di-compare dengan dia membangun bisnis baru sebagai modal. Di sana itu dibuat seperti rumah kos. Inilah tempat untuk pengganti daripada hasil kebunnya menjadi bisnis baru," sambungnya.
Bahlil bilang, Pemerintah tengah membuat aturan terkait perizinan bahwa setiap investasi yang masuk, mewajibkan untuk betul-betul memperhatikan lingkungan dan pemberdayaan bagi masyarakat sekitar.
Baca juga: Kemenperin Siapkan Enam Program Hilirisasi Produk Pangan dengan Bahan Baku Lokal
"Jangan hanya investasi masuk, rakyatnya tidak diperhatikan," kata Bahlil.
"Hilirisasi ini barang baru. Jadi begitu masuk, baru kita tahu oh di sini masalahnya, di sini masalahnya. Nah tugas kita sekarang adalah memperbaiki yang belum sempurna itu," sambungnya.