Otorita IKN Janji Bikin Nusantara Jadi Kota Dicintai Warganya, Kampung Nelayan Jenebora Ikut Digusur
Otorita IKN juga telah menyediakan wilayah relokasi untuk warga yang terdampak dari pembangunan IKN.
Editor: Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, - Pemerintah terus melakukan pembangunan kawasan IKN Nusantara di Kalimantan Timur.
Otorita IKN pun berjanji akan membangun kota yang akan dicintai warganya.
Di sisi lain, dampak pembangunan IKN Nusantara terdapat kampung yang terpaksa digusur seperti Kampung Nelayan Jenebora.
Sekretaris Otorita IKN, Achmad Jaka Santos Adiwijaya mengatakan, dalam membangun Nusantara diperlukan sinergi bersama berbagai pihak.
Oleh karena itu, Otorita IKN bersama Staf Khusus Presiden, Grace Natalie menggelar Focus Group Discussion (FGD) bertajuk "Isu-isu Strategis Terkait Ibu Kota Nusantara".
Baca juga: Jokowi Perkirakan IKN Baru 15% Saat 17 Agustus: Masih Perlu Investor
"Diskusi seperti ini sangat bermanfaat untuk memperkuat koordinasi dan memastikan bahwa semua program pembangunan berjalan sesuai dengan rencana," ujar Jaka dikutip dari Website OIKN, Rabu (17/7/2024).
Menurutnya, pembangunan ibu kota baru ini pastinya memiliki waktu panjang, terlebih nantinya akan menjadi kota hijau, cerdas, dan berkelanjutan.
“Saat ini pembangunan Nusantara masih ada di fase pertama yaitu pembangunan fasilitas dan sarana prasarana dasar,dan tantangan ini menjadi tantangan pertama yang dihadapi Bangsa Indonesia untuk memindahkan ibu kota sejauh 1260 KM dan melewati laut. Tidak hanya itu, kita juga membuat Nusantara menjadi kota yang layak huni dan dicintai oleh warganya,” tambah Jaka.
Ia menyebut, birokrasi dan sistem yang telah lebih dahulu terbentuk di daerah sekitar Nusantara akan sangat membantu perkembangan Nusantara dan disaat yang sama hadirnya Nusantara akan meningkatkan pembangunan di berbagai sektor bagi daerah mitra Nusantara.
Penjabat (Pj.) Gubernur Kalimantan Timur, Akmal Malik, juga menekankan pentingnya peran serta masyarakat dalam setiap tahapan pembangunan IKN.
"Dukungan dari masyarakat lokal merupakan faktor kunci dalam kesuksesan proyek ini. Kami berharap masyarakat dapat terus berpartisipasi aktif dan memberikan kontribusi positif," kata Akmal.
Grace menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan masyarakat dalam mewujudkan visi besar pembangunan Ibu Kota Nusantara.
“Masukan dari berbagai pihak sangat diperlukan untuk memastikan bahwa setiap langkah pembangunan dilakukan secara inklusif, dan lebih banyak memecahkan permasalahan,” ujar Grace.
Hasil dari diskusi ini akan dijadikan bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan strategis terkait pembangunan Nusantara sebagai ibu kota baru Indonesia.
Dampak Pembangunan IKN
Adanya pembangunan IKN, maka terdapat pemukiman yang tergusur. Satu di antaranya, Kampung Nelayan Jenebora di Penajam Paser Utara.
Warga yang tinggal di daerah tersebut direlokasi ke tempat baru, namun belum diketahui dimana tepatnya mereka akan direlokasi.
Kepala Badan Bank Tanah Parman Nataatmadja mengungkapkan, pihaknya telah menyediakan lahan seluas 1.750 hektare untuk relokasi wilayah Kampung Nelayan Desa Jenebora, Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur.
“Lalu bagaimana nasib nelayan? Kita sudah menyediakan lahan untuk reforma kita relokasi yang akan dikelola oleh gugus tugas reforma Agraria total kuasanya sekitar 1.750-an hektare,” ujarnya dikutip dari TribunKaltim.
Ia menyebut, relokasi itu diberikan cuma-cuma dan diberikan hak pakai selama 10 tahun.
Tak hanya itu, pihaknya juga nanti akan bekerja sama dengan lembaga lain untuk memberikan pelatihan kepada para nelayan yang terdampak dalam rangka mengurangi ketimpangan sosial di sana.
“Akan kita lakukan secepatnya, begitu nanti sudah ditetapkan oleh Kementerian ATRBPN, gugus tugasnya sudah terbentuk sih dan potensi subyeknya sudah ada, nanti tinggal relokasi lahannya dikelola leh Pak Menteri ATRBPN (Agus Harimurti Yudhoyono),” pungkasnya.
Sebelumnya, Otorita IKN juga telah menyediakan wilayah relokasi untuk warga yang terdampak dari pembangunan IKN.
PLT Kepala Otorita IKN Basuki Hadimuljono mengungkapkan, warga yang terdampak proyek diberikan dua pilihan hunian relokasi, yakni rumah tapak dan rumah susun (rusun) atau apartemen.
“Kita suruh mereka ambil mau rusun atau mau landed. Landed tipe 36, kalau rusun tipe 45," ujarnya.