Erick Thohir Ungkap Alasan Rombak Jajaran Komisaris BUMN dan Diisi Pendukung Prabowo-Gibran
Untuk alasan terkait latar belakang politik, hal ini sangat diperlukan bagi perusahaan-perusahaan di BUMN.
Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Seno Tri Sulistiyono
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo
TRUBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sejumlah nama-nama baru telah ditunjuk Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk menjadi pejabat Komisaris di perusahaan-perusahaan pelat merah.
Menariknya, terdapat sejumlah nama yang masih ada kaitannya dengan Presiden terpilih periode 2024-2029, yakni Prabowo Subianto.
Kaitannya adalah, nama-nama ini merupakan politisi Partai Gerindra hingga bagian dari Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran pada masa pemilu Presiden.
Seperti, terdapat nama Isra D. Pramulya pada jajaran Komisaris PT Brantas Abipraya, di mana dirinya disebut sebagai bagian dalam Partai Gerindra.
Baca juga: Demokrat Belum Putuskan Pergantian Andi Arief Sebagai Ketua Bappilu Usai Ditunjuk Jadi Komisaris PLN
Isra diketahui menjabat sebagai Sekretaris DPD Sulawesi Barat. Bahkan turut menjabat Sekretaris Tim Kampanye Daerah Prabowo-Gibran.
Selanjutnya, Fauzi Baadilla juga diangkat sebagai Komisaris Independen PT Pos Indonesia (Persero).
Pengangkatan ini ditetapkan dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) PT Pos Indonesia yang berlangsung Kamis (18/7/2024).
Di Pilpres 2024 lalu, Fauzi Baadilla yang dikenal seorang aktor film ini, diangkat jadi Koordinator Nasional Rumah Besar Relawan Prabowo 08.
Lalu, yang terbaru, Kementerian BUMN menunjuk menunjuk 2 nama yang mengisi di jajaran Dewan Komisaris PT Perusahaan Listrik Negara, alias PLN.
Adapun, 2 nama yang ditunjuk oleh Menteri BUMN Erick Thohir adalah Burhanuddin Abdullah dan Andi Arief.
Adapun, untuk Burhanuddin didapuk sebagai Komisaris Utama di perusahaan setrum pelat merah.
Burhanuddin sebelumnya pernah menjabat sebagai Gubernur Bank Indonesia (BI) pada periode 2003-2008.
Burhanuddin Abdullah juga diketahui pernah menjadi bagian Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran. Dirinya diplot menjadi Ketua Dewan Pakar TKN.
Sementara, untuk Andi Arief merupakan Kepala Badan Pemenangan Pemilu DPP Partai Demokrat 2020-2025.
Andi Arief adalah pengurus Partai Demokrat masa kepemimpinan Ketua Umum Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
Jika ditarik lebih jauh ke belakang, Kementerian BUMN telah melakukan penunjukkan sejumlah nama Komisaris di BUMN yang berasal dari kalangan pendukung Prabowo Subianto, dan politisi Partai Gerindra.
Adapun, perusahaan BUMN yang melakukan perombakan pejabat Komisaris di antaranya adalah PT Pertamina, PT Pupuk Sriwijaya Palembang, dan Holding BUMN Industri Pertambangan atau Mining Industry Indonesia (MIND ID).
Seperti Simon Aloysius Mantiri yang diberikan jabatan kursi Komisaris Utama di PT Pertamina.
Keputusan ini berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Tahunan Tahun Buku 2023 Pertamina yang dilaksanakan pada Senin, 10 Juni 2024.
Kementerian BUMN selaku pemegang saham memutuskan untuk melakukan perubahan pada susunan Dewan Komisaris Pertamina.
Simon Aloysius yang merupakan pria asal Kamasi Tomohon, Sulawesi Utara, ini diketahui Wakil Bendahara Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming, saat masa kampanye Pilpres 2024-2029.
Dirinya diketahui merupakan orang dekat Prabowo Subianto. Bahkan sudah puluhan tahun berkerja dengan sang Jendral.
Kemudian yang kedua adalah Fuad Bawazier, yang ditunjuk sebagai Komisaris Utama di MIND ID.
Keputusan ini setelah MIND ID menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) Tahun Buku 2023.
Dan ketiga adalah Anggota DPR RI dari Fraksi Partai Gerindra, Siti Nurizka Puteri Jaya.
Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) PT Pupuk Sriwijaya Palembang, Siti Nurizka ditunjuk sebagai Komisaris Utama menggantikan Setya Utama.
Alasan Penunjukkan Orang-orang Dekat Prabowo
Menteri BUMN Erick Thohir melalui Staf Khusus Menteri BUMN, Arya Sinulingga menegaskan, bahwa penunjukkan Komisaris bisa diambil dari berbagai latar belakang.
Untuk alasan terkait latar belakang politik, Arya menyebut hal ini sangat diperlukan bagi perusahaan-perusahaan di BUMN.
Pasalnya, lanjut dia, BUMN merupakan perusahaan negara, sehingga keputusan langkah bisnis perusahaan pelat merah perlu dukungan politik.
Dengan demikian, hal itu mencerminkan berkesinambungan transisi antara Pemerintahan era Presiden Joko Widodo dengan Presiden Prabowo Subianto uang akan memimpin di masa mendatang.
"Baru kali ini ada berkesinambungan pemerintahnya. (Sejauh ini) belum pernah terjadi kesinambungan yang selancar ini sepanjang Indonesia Merdeka," ungkap Arya saat ditemui awak media di Jakarta, Rabu (24/7/2024).