Promosikan Kekayaan Alam Lereng Merbabu, JNE Bawa Asa Petani Sebarkan Manfaat Ke Penjuru Nusantara
Kepercayaan antara penjual dan pembeli bisa terjaga dengan adanya sistem yang bisa melihat paket yang dikirimkan di website JNE ataupun aplikasi di HP
Penulis: Isti Prasetya
Editor: Tiara Shelavie
TRIBUNNEWS.COM - Getaran smartphone yang tak henti di dalam saku Muhammad Syabibi membuat pemuda 32 tahun ini menghentikan aktivitasnya memeriksa glodok lebah di Boyolali, Jawa Tengah.
Nama kawan lama yang berdomisili di ibu kota terpampang di layar smartphone Syabibi.
Di ujung telepon terdengar suara yang menanyakan stok madu klanceng kepadanya.
“ Mas kalau ada madu klanceng tolong saya dikirimi ya, buat obat Covid,” kata lelaki di ujung telepon.
“ Ada mas, mau yang kemasan berapa? “ tanya Syabibi, pemilik Madu SyaBeebee ini.
“ Satu kilo, dikirim hari ini bisa? Pakai jasa pengiriman tercepat ya, ongkir saya yang tanggung, mahal gak papa, habis ini tolong totalannya segera di-WA (WhatsApp), saya transfer langsung” ujarnya.
“ Oke mas, pakai JNE YES saja ya, murah kok ongkirnya, besok siang biasanya sudah sampai,” kata Syabibi.
“ Baik mas, saya tunggu secepatnya ya, buat booster obat Covid,” buru lelaki di ujung telepon.
Seusai percakapan itu, Syabibi segera mengemas madu pesanan sahabat sekaligus pelanggannya yang tinggal di Jakarta tersebut.
Meski senja sudah menyelimuti Boyolali, ia bergegas ke kantor agen JNE di dekat rumahnya di kawasan Sunggingan, Boyolali yang masih buka melayani pelanggan hingga malam hari.
Kurang dari semenit, paket berisi madu klanceng pesanan sang sahabat sudah masuk di sistem JNE untuk segera dikirim.
“Itu salah satu cerita yang berkesan bagi saya, waktu itu sekitar bulan Juni 2021, ada teman yang membutuhkan madu secepatnya, untuk salah satu obat penyembuh COVID-19,” cerita pemilik usaha Madu Syabeebee, Muhammad Syabibi ke Tribunnews.com, Juni 2024.
“ Karena butuh cepet, saya kirimkan via JNE YES yang sehari bisa langsung sampai,” kata Syabibi.
“ Dan waktu itu saya kirim jam 6an sore dan siang harinya sudah sampai Jakarta,” imbuhnya.
JNE Jadi Pilihan Utama
Madu SyaBeebee adalah Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang berlokasi di Boyolali, Jawa Tengah dengan fokus utama menjual berbagai jenis madu murni hasil dari peternak madu dari daerah Boyolali, Ungaran, dan Semarang.
Awalnya, penjualan madu rumahan ini dilakukan secara offline dari mulut ke mulut di Boyolali, Semarang dan sekitarnya, hingga Pandemi COVID-19 melanda dunia termasuk Indonesia.
Hantaman Pandemi COVID-19 membuat ayah satu anak ini mengubah strategi penjualannya.
Dahulu, penjualan madu biasa ia antarkan langsung sembari bersilaturahmi, namun COVID-19 membuat semua berubah.
“ Karena ada pembatasan di mana-mana, akhirnya 70 persen penjualan waktu itu online, dan Alhamdulillah pembeli dari luar daerah makin banyak,” kata dia.
“ Keterusan sampai sekarang, banyak via marketplace.”
Madu Syabeebee mempromosikan madunya melalui Forum Jual Beli di Facebook, Instagram, dan Twitter.
Ia sempat menemui kendala untuk pengiriman karena adanya jasa pengiriman yang tak mau menerima pengiriman madu dengan berbagai alasan.
Hingga ia menggunakan JNE untuk mengantarkan madu ke pembeli di berbagai daerah.
Menurutnya, dari berbagai jasa pengiriman, JNE jadi pilihan utama untuk mendistribusikan madunya ke penjuru Nusantara.
“ Yang jelas kalau kirim madu di JNE itu aman, dan cepat, jadi JNE yang jadi pilihan untuk mengirimkan madu,” tutur Syabibi.
“ Dulu sebelum pandemi pernah kirim-kirim, tapi jumlahnya sedikit, begitu COVID-19 melanda, penjualan madu meroket, sehingga harus memilih jasa pengiriman apa yang bisa terpercaya agar madu bisa segera sampai ke pembeli, dengan baik tanpa ada kerusakan,” kata Syabibi.
Di masa Pandemi COVID-19, penjualan Madu Syabeebee hampir 70 persen dilakukan secara online dan mau tak mau harus menggunakan dengan jasa pengiriman.
Adaptasi penjualan saat masa Pandemi COVID-19 bisa teratasi dengan adanya jasa pengiriman yang mumpuni.
Madu produksi petani lokal Boyolali ini akhirnya bisa menjangkau ke berbagai daerah di Indonesia.
“ Sebelumnya penjualan online sudah dilakukan, hanya adakalanya pelanggan ragu bagaimana caranya madu bisa dikirim, apa ndak rusak di jalan atau pecah atau bahkan rusak kualitasnya,” beber dia.
Namun para pelanggan itu ia yakinkan, bahwa madu Syabeebee bisa dikirim jauh dari Boyolali jika dikemas dan dikirimkan dengan aman.
Ia mengaku mengemas madu dengan cara biasa saja, madu dimasukkan botol steril atau jeriken, lalu ditutup rapat dan diberi seal plastik.
Botol atau jeriken kemudian dilapisi buble wrap dan dimasukkan ke kemasan kardus khusus berjenama Madu Syabeebee.
“ Tak ada yang spesial dalam pengemasan, madu aman sampai ke pelanggan karena didukung cara pengiriman dari JNE yang bagus, tidak dilempar-lempar atau ditumpuk berlebihan,” kata lulusan universitas negeri ternama di Semarang ini.
“ Jadi pembeli makin percaya lihat track record pengiriman, apalagi di masa COVID-19 pas tinggi-tingginya kemarin, permintaan madu sangat tinggi. Dan tak ada kendala selama pengiriman menggunakan JNE.”
Syabibi mengatakan ada juga layanan pick-up dari JNE ketika masa pembatasan kegiatan kegiatan masyarakat, yakni agen JNE datang ke rumah seller untuk menjemput barang yang akan dikirimkan.
Madu Syabeebee biasanya melakukan pengiriman secara regular pada siang hari sekitar pukul 1 siang.
”Paling jam 2an, nomor resi sudah saya kirim ke pembeli, jadi bisa langsung ketahuan sampai di mana paketnya, lewat aplikasi My JNE mudah sekali,” terangnya.
Kepercayaan antara penjual dan pembeli bisa terjaga dengan adanya sistem yang bisa melihat paket yang dikirimkan di website JNE ataupun aplikasi di HP.
Pelanggan bisa melakukan tracking paket yang dikirimkan oleh Madu Syabeebee dengan mudah melalui website atau aplikasi My JNE.
“ Pilihan utama ke JNE, karena selain murah dan cepet, mereka mau menerima pengiriman madu ke penjuru Nusantara, “ kata dia.
“ Selain itu, ada fasilitas JNE YES ( Yakin Esok Sampai) jika harus diburu pelanggan segera sampai,” ungkapnya.
Ekspansi Usaha Kopi bersama petani lokal
Perubahan sistem penjualan dari offline menjadi mayoritas online membuat Syabibi berekspansi dengan merangkul petani kopi lokal.
“Sekarang selain madu, kopi yang ada di Boyolali, Magelang, dan Temanggung juga mulai saya promosikan, kopi Temanggung misalnya yang sudah punya nama, saya juga mengenalkan kopi dari Grabag,” tambahnya.
Ia menjenamakan kopi racikannya dengan nama Sangaji dan sudah mulai merambah pasar Sulawesi dan Kalimantan.
“Lagi-lagi yang beli banyak yang dari luar Jawa, jadi kembali berurusan dengan JNE, mau tidak mau kunci untuk jualan ke banyak daerah ya jasa pengiriman yang terpercaya,” terangnya.
Menurutnya, kekayaan alam di sekitar tempat tinggalnya, di lereng Gunung Merbabu, Boyolali, sangat potensial untuk dikenalkan ke penjuru nusantara.
“Kuncinya adalah kualitas, dari panen sampai di tangan pembeli itu tetap terjaga, untuk itu peran jasa pengiriman jadi penting untuk menjaga kualitas dagangan,” kata dia.
Omzet Meroket
Dengan dukungan jasa pengiriman terpercaya, Madu Syabebe dan Kopi Sangaji bisa merambah berbagai daerah di Indonesia tanpa khawatir dipisahkan jarak,
Orang berdomisili Jakarta dan kota-kota besar di Jawa Tengah jadi mayoritas pembeli madu Syabeebee.
Stok madu Syabeebee hampir selalu tak bersisa di kala COVID-19 mewabah di Nusantara.
Madu yang sudah di panen diburu oleh orang dari berbagai daerah sebagai obat atau booster untuk menjaga daya tahan tubuh di tengah Pandemi COVID-19.
“ Saya senang bisa menolong orang yang butuh madu untuk obat atau sekadar jaga ketahanan tubuh, dimanapun pembeli saya siap kirim, karena JNE bisa kemana-mana kirimnya,” kata dia.
Di masa gelombang kedua COVID-19 melanda, Madu Syabeebee bisa mengirim puluhan kilogram madu ke berbagai daerah di Indonesia dalam seminggu.
Atau mengalami kenaikan hampir 40 persen dari pengiriman di masa sebelum Pandemi COVID-19.
“ Paling jauh Madu Syabeebee pernah dikirimkan ke Sumatera.”
Jangkauan pengiriman JNE yang bisa sampai pelosok daerah juga jadi alasan utama mengapa Madu Syabeebee mempercayakan madu produksinya sampai ke tangan konsumen melalui JNE.
“ Semua jadi senang, madu kami bisa sampai kemana-mana, pembeli juga bisa merasakan khasiat madu tanpa harus jauh-jauh datang langsung ke Boyolali, karena kurir JNE yang akan mengantar sampai ke depan rumah,” kata Syabibi sambil tersenyum.
Menurutnya, produk lokal bisa sampai ke taraf nasional perlu dukungan dari jasa pengiriman yang terpercaya.
“ Karena produk saya termasuk agak rentan di pengiriman, maka saya selektif dalam memilih jasa pengiriman, harus yang hati-hati dan waktunya cepat, akhirnya sudah hampir 5 tahun ke belakang, madu kami menggunakan JNE agar bisa sampai ke tangan pembeli di penjuru Nusantara,” kata Syabibi.
JNE Bantu UMKM Berkembang
Sementara itu, Kepala Cabang PT. Tiki Jalur Nugraha Ekakurir Solo (Eks-Karesidenan Surakarta), Agus Yunanto mengatakan membantu UMKM dalam negeri untuk berkembang sudah menjadi semangat perusahaan.
Agus menyampaikan sejak era jual beli online tahun 2010, Soloraya termasuk menjadi daerah asal pengiriman yang menonjol di Pulau Jawa.
“Jenis kiriman yang dikirim pada periode high season biasanya didominasi produk makanan dan pakaian,” ujar Agus kepada Tribunnews.com, Selasa (18/6/2024).
JNE juga terus menggaungkan serta mengimplementasikan semangat ‘Gasss Terus Semangat Kreativitasnya’, juga dalam rangka pengembangan UMKM, khususnya di Soloraya.
“Sejak pandemi menerpa Indonesia JNE terus eksis dan memberikan dukungan pada UMKM agar dapat survive di kala pandemi. Beberapa di antaranya adalah memberikan promo ongkir serta pembelian produk untuk giveaway JNE secara kontinyu.”
“Bersama-sama dengan UMKM kita Gasss Semangat Kreativitasnya untuk UMKM naik kelas dan pertumbuhan ekonomi nasional,” kata Agus.
Senior Vice President of Marketing PT Tiki Jalur Nugraha Ekakurir (JNE), Eri Palgunadi mengatakan, JNE telah menjadi tulang punggung untuk menghantarkan kebahagiaan pelaku UMKM.
Hal ini sesuai dengan tagline JNE yang sebelumnya Express Across Nations, berubah menjadi Connecting Happiness sejak 2012.
"Karena kita melihat tugas kita sebenarnya bukan hanya sebatas melakukan proses pengiriman, tetapi bagaimana menghubungkan setiap stakeholder yang ada di dalam ekosistem itu agar happy," kata Eri Palgunadi dalam acara UMKM Summit 2024, Kamis (7/6/2024).
Untuk mendukung tujuan Connecting Happiness, JNE telah melakukan sejumlah terobosan sejak 2010.
Jasa ekspedisi yang kini berusia 33 tahun itu merilis layanan yang lebih dekat dan dibutuhkan pelaku UMKM.
Satu di antara Pesona (Pesanan Oleh-oleh) Nusantara yang merupakan wadah bagi para UKM makanan dan oleh-oleh di seluruh Indonesia untuk menjual produk mereka secara online.
"Dengan layanan ini, teman-teman bisa kirim kepiting hari ini, besok sampai di Jakarta," kata Eri.
Percepatan pengiriman barang, lanjut Eri, juga tak lepas dari pembangunan infrastruktur oleh pemerintah. Imbasnya dapat mengurangi biaya sekira 30 hingga 50 persen.
Hal serupa juga dilakukan JNE, salah satunya dengan membangun warehouse atau gudang di Wangon, Banyumas.
Keberadaan gudang tersebut, diakui Eri, sangat membantu UKM-UKM di Jawa Tengah bagian selatan yang dulu sama sekali tidak terkoneksi.
"Kalau mau jualan, mereka harus jual dulu ke Semarang, lalu dari Semarang terbang. Atau kalau lewat jalan darat, dari Wangon ke Majenang, Ciamis, Banjar, Tasikmalaya, terus ke Bandung sampai ke Jakarta. Sehingga ketika kita bikin smart warehouse di tengah kota kecil dan mendapat dukungan dengan pemerintah setempat, itu bisa membantu banyak sekali," tutur Eri.
Eri lantas mengungkit pesan dari pendiri H Soeprapto Suparno yang mengatakan, kunci bagi JNE adalah bagaimana menjadi bermanfaat bagi sekeliling.
"Jadi keuntungan, yes penting, tetapi tumbuhnya zakat, besarnya zakat kita, itu juga jauh lebih penting," pungkasnya. (*)
#JNE #ConnectingHappiness
#JNE33Tahun
#JNEContentCompetition2024
#GasssTerusSemangatKreativitasnya