Posisi Indonesia Sebagai Negara Industri Terkemuka Lengser, Tak Masuk Daftar 'Top Ten' Lagi
Bahkan di tataran global, posisi Indonesia yang sering nangkring pada sepuluh besar, kini tergeser dan tak masuk list top ten lagi.
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM -- Industri manufaktur Indonesia dianggap sedang bermasalah dan kontribusinya mengalami penurunan.
Bahkan di tataran global, posisi Indonesia yang nangkring pada sepuluh besar sejak 2021, kini tergeser dan tak masuk list top ten lagi.
World Population Review dalam sebuah artikelnya memuat hingga artikel tersebut ditulis pada 29 Juli 2024 ini Indonesia menduduki posisi ke 12 negara dengan industri terkemuka.
Baca juga: Tekan Impor, Kadin Dorong Penguatan Startup Industri Manufaktur Dalam Negeri
Bukan hanya Indonesia, dua negara terkemuka Prancis dan Inggris juga posisinya melorot dua tingkat. Prancis yang tadinya di posisi delapan turun ke posisi 10, sedangkan Inggris dari nomor sembilan ke posisi 11.
Sedangkan dua negara yang merangsek ke posisi 10 besar adalah Rusia dan Meksiko.
Tak disangka-sangka, Rusia yang mendapat ratusan kali sanksi dari Amerika Serikat dan negara-negara Barat justru malah mendapatkan berkah dari peperangan dengan Ukraina.
Rusia menempati posisi ke tujuh, sementara Meksiko berada pada posisi sembilan.
Surat kabar The Times mengabarkan bahwa pembangunan di Meksiko jadi penyebab naiknya ranking industri negeri tersebut. Berbeda dengan Rusia yang tambah jaya karena peperangan.
"Meksiko telah diuntungkan oleh peningkatan investasi dari Tiongkok, sementara Rusia telah meningkatkan produksi pertahanannya menjadi 6 persen dari PDB. Tiongkok berada di posisi teratas, Amerika Serikat berada di posisi kedua," kata artikel tersebut.
Menurut para ahli, penurunan Inggris tersebut terjadi dengan latar belakang "pembentukan kembali kontur" ekonomi global dan disebabkan oleh faktor eksternal daripada internal.
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, mengatakan purchasing managers index (PMI) manufaktur Indonesia turun sejak kebijakan relaksasi impor diberlakukan.
Baca juga: Badai PHK di Industri Tekstil Dikhawatirkan Meluas ke Sektor Manufaktur
Ini adalah penurunan pertama kali sejak 34 bulan lalu PMI ekspansi, tepatnya dari Agustus 2021. Kontraksi PMI manufaktur Indonesia pada Juli 2024 dipengaruhi oleh penurunan produksi dan pesanan baru.
"Kami tidak kaget dan logis saja melihat hasil survei ini, karena ini semua sudah terprediksi ketika kebijakan relaksasi impor dikeluarkan," tutur Menperin di Jakarta, Kamis (1/8/2024).
Agus menyampaikan, jika pemerintah bisa segera mengembalikan kebijakan yang pro kepada industri dalam negeri, Kemenperin yakin PMI manufaktur Indonesia akan segera naik lagi pada posisi ekspansi.