Dikritik KSP, Pj Bupati Temanggung Jelaskan Kecamatan Bansari Bukan Target Pompanisasi
Pompanisasi ditujukan untuk perluasan area tanam agar mampu meningkatkan produksi beras di tengah kondisi pertanian Indonesia
Penulis: Endrapta Ibrahim Pramudhiaz
Editor: Hendra Gunawan
Tujuannya untuk peningkatan produksi dan menjaga ketersediaan pangan khususnya pada masa perubahan iklim.
Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementan Moch Arief Cahyono pun menyayangkan informasi yang tidak valid dan salah disampaikan pada forum resmi ke publik secara terbuka oleh KSP.
“Pernyataan ini ngawur, memberi data pompa dan kesan yang tidak baik bagi Kementan. Padahal jelas program pompanisasi dilakukan pada komoditas padi dan terverifikasi," kata Arief.
"Nyatanya pompa yang diduga tidak tepat sasaran merupakan pengadaan lewat APBD Temanggung,” tegasnya.
Temuan KSP
Diberitakan sebelumnya, program pompanisasi yang tengah gencar dilakukan Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman untuk memperluas areal tanam, ternyata tidak tepat sasaran.
Pompanisasi adalah program irigasi sawah menggunakan sistem pipa yang terpasang dari sungai serta air tanah ke sawah-sawah. Ini diklaim berguna untuk memastikan ketersediaan air di musim kering.
Kementerian Pertanian (Kementan) telah menargetkan 75 ribu unit pompa untuk disebar di banyak titik irigasi di Indonesia. Sejauh ini, telah diaplikasikan pompa sebanyak 63 ribu unit.
Adapun terkait dengan program pompanisasi tak tepat sasaran diungkap oleh Deputi III Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Bidang Perekonomian Edy Priyono ketika sedang turun ke lapangan.
Saat mengunjungi Temanggung, Jawa Tengah, Edy dan pihaknya berkesempatan melakukan dialog bersama petugas di lapangan terkait penyaluran pompa untuk program pompanisasi. Di sini ia menemukan ketidaktepatan sasaran tersebut.
"Kami mendapatkan laporan bahwa alokasi atau penyaluran pompa dalam program pompanisasi dikhawatirkan ada beberapa yang tidak tepat sasaran," kata Edy dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah Tahun 2024, Senin (5/8/2024).
Ia mengatakan, kala itu ia mengunjungi Kecamatan Bansari yang berada di dataran tertinggi. Di situ hampir tidak ada sawah karena yang banyak ditanami adalah komoditas hortikultura.
Namun, Bansari malah menjadi satu dari sekian kecamatan yang mendapatkan jatah pompa.
"Di situ hampir tidak ada sawah karena yang banyak ditanami itu adalah komoditas hortikultura. Ada cabai, tembakau, bawang merah, dan sebagainya. Tidak ada sawah di situ, tetapi mendapatkan jatah pompa," ujar Edy.