Survei UOB: Pebisnis SME Indonesia Sangat Terdampak oleh Inflasi Tapi Bisnisnya Cukup Resilien
Para pelaku usaha kecil dan menengah merasakan dampak yang sangat kuat terhadap usahanya karena tekann inflasi terhadap bisnis mereka.
Penulis: Choirul Arifin
Riset ini juga menemukan, sebanyak 93 persen pebisnis di Indonesia ingin berekspansi ke pasar luar negeri terutama ke ASEAN dan Asia Utara. Di ASEAN, pasar Malaysia sangat diincar untuk ekspansi dengan presentase minat mencapai 73 persen disusul Singapura 60 persen.
Baca juga: Jejaring dan Membangun Branding, Kunci Keberhasilan Sektor UMKM
Secara umum, pebisnis SME di ASEAN optimistis kondisi bisnis akan membaik di 2024.
Jasmine mengatakan, riset bertajuk Business Outlook Study 2024 ini menggunakan responden 4.000 pebisnis di Asia Tenggara serta China dan Hongkong.
"Di Indonesia kami mewawancarai pebisnis UMKM dan pengusaha besar sebanyak 525, mereka bergerak di sektor manufaktur, engineering, konstruksi dan lain-lain," sebutnya.
Head of Strategic Communication and Brand UOB Indonesia, Maya Rizano mengatakan, riset UOB Indonesia tentang pebisnis SME dan perusahaan skala besar ini bertujuan melihat investasi mereka demi mendorong perekonomian Indonesia.
"Sektor UMKM kita selama ini berkontribusi 70 persen terhadap PDB Indonesia," sebutnya.
Harapman Kasan, Direktur Wholesale Banking UOB mengatakan, sektor SME yang terus tumbuh dan berkembang akan membuat perekonomian RI makin solid.
Baca juga: Kecukupan Pangan dan Energi Hal Paling Penting Bagi RI, Pemerintahan Baru Harus Ekspansi Fiskal
"Riset UOB menyoroti bisnis UMKM dan perusahaan besar bagaimana mereka melihat tantangan di depan. Selama ini UMKM menghadapi sejumlah kendala seperti akses pembiayaan yang terbatas dan adopsi teknologi digital. Tapi UMKM kita cukup resilien dan tumbuh 5 persen," sebut Harapman.
Dalam posisi ini, dia mengatakan, UOB Indonesia berperan sebagai katalisator dan menjalankan fungsi intermediary. "Kita cukup optimistis dengan perekonomian Indonesia ke depan," kata dia.