Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Rusia Disebut 'Demiliterisasi' Pasukan di Kaliningrad, Gara-gara Invasi Ukraina ke Kursk

Rusia diam-diam memindahkan pasukannya yang berada di wilayah Kaliningrad ke wilayah pertempuran di Kursk, wilayah Rusia di perbatasan.

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Rusia Disebut 'Demiliterisasi' Pasukan di Kaliningrad, Gara-gara Invasi Ukraina ke Kursk
Getty Image
Ilustrasi: Tentara Rusia. Presiden Vladimir Putin menarik sebagian besar pasukannya di Kaliningrad dan mengerahkannya ke Kursk 

TRIBUNNEWS.COM -- Rusia diam-diam memindahkan sebagian besar pasukannya yang berada di wilayah Kaliningrad ke wilayah pertempuran di Kursk, wilayah Rusia di perbatasan.

Hal ini diungkapkan oleh Menteri Pertahanan Lithuania Laurynas Kasčiūnas dalam sebuah pertemuan dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky pada 13 Agustus dikutip dari Ukrainska Pravda.

"Kita sekarang melihat mereka (pasukan Rusia) mengerahkan kembali pasukan mereka ke Kursk. Saya telah mengatakan kepada rakyat Lithuania: lihatlah bagaimana Ukraina berjuang untuk kalian, dan karena perjuangan mereka, Rusia perlu menarik pasukannya dari Kaliningrad. Kami bahkan menyebutnya sebagai 'demiliterisasi' Kaliningrad, dan itu terjadi berkat keberanian militer kalian, berkat keputusan kalian," kata Kasčiūnas.

Baca juga: Ukraina Kuasai 1.000 Km Wilayah Kursk, Vladimir Putin Marah Kirim Artileri ke Selatan

Kaliningrad merupakan sebuah daerah administratif Federasi Rusia. Namun posisinya terpisah dari Rusia dan terletak di antara negara anggota NATO, Lituania dan Polandia.

Ia juga menegaskan bahwa mengizinkan Ukraina menggunakan senjata jarak jauh untuk menyerang target Rusia yang lebih dalam di wilayah mereka akan menjadi pertanda baik dari mitra Barat.

Sebelumnya Oleksandr Syrskyi, Panglima Tertinggi Angkatan Bersenjata Ukraina, melaporkan kepada Zelensky bahwa hingga 13 Agustus, pasukan pertahanan Ukraina telah menguasai 74 pemukiman di Oblast Kursk Rusia.

Senjata Kimia

Sementara itu Rusia menuding pasukan Ukraina yang menginvasi wilayah Kursk menggunakan senjata kita.

Berita Rekomendasi

Plt Gubernur Kursk, Aleksey Smirnov mengatakan hal itu kepada kepada Presiden Rusia Vladimir Putin, Senin lalu.

Ia bicara dalam sebuah rapat operasional yang didedikasikan untuk krisis yang sedang berlangsung di Wilayah Kursk, tempat Kiev telah meluncurkan serangan berskala besar.

Smirnov melaporkan bahwa selama akhir pekan sebuah tim yang bekerja untuk perusahaan listrik Rosseti di distrik Belovsky "diserang, dan peluru-peluru itu berisi senjata kimia."

Baca juga: Serangan Ukraina di Kursk Tewaskan 12 Warga Sipil, Putin: Musuh Akan Terima Balasan Setimpal

"Para pekerja berlindung di sebuah kantor polisi dan selamat dari serangan itu, gubernur menambahkan. Namun, beberapa petugas polisi dan kepala dewan desa "diracuni" selama insiden itu," kata Smirnov.

Ia mencatat bahwa serangan rudal Kiev di daerah itu telah meningkat, dan menyatakan bahwa pasukan Ukraina saat ini menguasai sekitar 28 daerah pemukiman di Wilayah Kursk.

"Nasib hampir 2.000 orang yang tinggal di pemukiman ini tidak diketahui," kata Smirnov dikutip Russia Today.

Ia juga menyatakan bahwa sejak dimulainya serangan Ukraina, sekitar 12 warga sipil telah tewas di wilayah tersebut dan 121 orang, termasuk sepuluh anak-anak, telah terluka.

Ukraina melancarkan serangan ke Wilayah Kursk minggu lalu, yang merupakan serangan lintas batas terbesar Kiev sejak pecahnya konflik. Kementerian Pertahanan Rusia sejak itu melaporkan bahwa serangan tersebut telah dihentikan, dan bahwa pasukan Kiev telah menderita banyak korban.

Menurut perkiraan terbaru Moskow, sejauh ini Ukraina telah kehilangan sekitar 1.600 tentara dan sekitar 200 kendaraan lapis baja dalam serangan tersebut.

Putin menggambarkan serangan tersebut sebagai "provokasi skala besar" dan menuduh Kiev "tanpa pandang bulu" menargetkan warga sipil, daerah pemukiman, dan ambulans.

Pada hari Senin, presiden Rusia mengesampingkan pembicaraan damai dengan Ukraina sementara Kiev terus menyerang warga sipil dan mengancam pembangkit listrik tenaga nuklir, yang tampaknya merujuk pada dugaan serangan terhadap fasilitas tenaga nuklir Zaporozhye milik Rusia pada hari Minggu.

Putin menekankan bahwa tujuan utama Moskow sekarang adalah untuk mengusir pasukan Kiev keluar dari wilayah Rusia, dan bersumpah bahwa “musuh akan menerima respons yang setimpal.”

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas