Tripatra dan PT Kaltim Parna Industri Bangun Fasilitas Pencairan CO2 Terbesar di Indonesia
Dengan rencana kapasitas produksi sebesar 300 metrik ton per hari, fasilitas ini akan menjadi yang terbesar di Indonesia.
Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Seno Tri Sulistiyono
Laporan Wartawan Tribunnews.com Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Tripatra Engineers and Constructors (TRIPATRA) dan PT Kaltim Parna Industri (KPI), untuk membangun fasilitas pencairan CO2 di Bontang, Kalimantan Timur.
Proyek ini menandai salah satu langkah signifikan dalam upaya mengurangi emisi karbon dan menciptakan potensi ekonomi dari karbon dioksida di Indonesia.
Tripatra dan KPI akan memanfaatkan by-product CO2 dari pabrik Amoniak KPI yang diolah menjadi produk bernilai tambah komersial (Carbon Capture and Utilization/CCU).
CCU adalah teknologi yang menangkap karbon dioksida (CO2) yang dihasilkan dari proses industri dan pembangkit listrik, untuk kemudian digunakan kembali untuk menghasilkan produk berkualitas tinggi dalam berbagai aplikasi, termasuk industri makanan dan minuman.
Baca juga: Kinerja Industri Triwulan Kedua 2024: Iklim Usaha Kondusif
Dengan rencana kapasitas produksi sebesar 300 metrik ton per hari, fasilitas ini akan menjadi yang terbesar di Indonesia dengan menghasilkan CO2 berkualitas pangan.
Presiden Direktur & CEO Tripatra, Raymond N. Rasfuldi menyatakan, kerja sama ini merupakan langkah signifikan dalam mendorong inovasi di sektor industri.
"Dengan fokus pada penerapan teknologi penangkapan karbon untuk utilisasi karbon dan pengurangan emisi, kami berkomitmen untuk menggunakan keahlian rekayasa multidisiplin kami untuk menyediakan solusi berkelanjutan bagi transisi energi dan percepatan hilirisasi," katanya, Selasa (13/8/2024).
Dikatakannya, proyek ini juga secara tidak langsung akan mengukuhkan posisi KPI dalam inovasi industri yang berkelanjutan serta menciptakan dampak positif tidak hanya bagi lingkungan tetapi juga bagi komunitas industri secara keseluruhan.
Hari Supriyadi, Presiden Direktur PT Kaltim Parna Industri mengatakan, kolaborasi ini akan menghasilkan inovasi-inovasi baru yang akan membawa manfaat bagi seluruh pemangku kepentingan.
"Dengan mengadopsi teknologi CCU, kerjasama ini tidak hanya menghasilkan produk yang berkualitas dan mengurangi jejak karbon, tetapi juga membuka peluang bisnis baru dan memperkuat posisi kami sebagai salah satu pemimpin industri swasta nasional yang berkelanjutan di Indonesia,” katanya.